PENCEMARAN AIR SUNGAI
1. 1. Pendahuluan
Sungai merupakan alur alamiah yang sumber airnya dapat
berasal dari mataair, hujan, ataupun drainase alami dan buatan dari
DAS-nya.Sungai yang pada umumnya melewati kawasan padat penduduk maupun daerah
industri sering dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Penduduk di
sekitarnya cenderung menggunakan sungai sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan
air untuk keperluan MCK dan saluran limbah cair rumah tangga, sedangkan
industri-industri menggunakannya sebagai tempat pembuangan limbah cair. Kedua
hal tersebut menyebabkan kondisi air sungai mengalami perubahan yang dapat
mendatangkan kerugian besar bagi umat manusia maupun ekosistem yang ada di
sungai.
1. 2. Maksud Percobaan
Meneliti tingkat pencemaran air sungai karena
bertambahnya industri/pabrik melalui pemeriksaan kandungan oksigen ( O2),
Biologycal Oxygen
Demand (BOD), dan kandungan besi ( Fe ) jumlah terlarut.
1. 3. Cara Pemeriksaan
Cara pemeriksaan dilakukan 2 tahap yaitu di lapangan
dan di laboratorium Hidrolika dan
Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
1. 3. 1. Di lapangan
Selain untuk pengambilan sampel air untuk diperiksa di
laboratorium, juga diadakan beberapa pengamatan lain di lapangan, antara lain :
Mencatat : tanggal, jam, cuaca, situasi lingkungan, warna
dan bau air, dasar aliran sungai dan kekeruhan.
Mengukur : suhu udara,suhu air, dan
kecepatan aliran sungai.
Menghitung :
§ Luas tampang sungai ( A ) dengan
cara :
-
mengukur lebar sungai,
-
mengukur tinggi muka air,
-
masukkan ke rumus :A = lebar x tinggi
§ Debit sungai ( Q ) dengan cara :
-
menghitung kecepatan ( v) =
-
masukkan ke
rumus : Q = A .v
Mengambil
air sampel untuk diperiksa di laboratorium dengan cara:
-
Tiap-tiap titik pengambilan diambil sampel dengan botol
besar dan botol kecil dengan cara mulut botol dimasukkan ke dalam air sejajar
dengan arah aliran sungai.
-
Setelah penuh lalu ditutup rapat, jangan sampai ada
gelembung udara dalam botol.
-
Kemudian disimpan untuk dibawa pulang ke laboratorium
dan jangan lupa diberi tanda atau kode
untuk membedakan titik yang satu dengan titik yang lain.
Alat-alat
yang dipergunakan di lapangan dalam percobaan ini adalah :
1. Kotak alat
2. Botol sampel besar
3. Termometer
4.
Rol
meter
5.
Stopwatch
1.
3. 2. Di laboratorium
Hasil yang diperiksa di lapangan kemudian dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa :
- kandungan oksigen ( O2 )
terlarut,
- Biologycal
Oxygen Demand ( BOD ),
- kandungan besi ( Fe )
jumlah terlarut.
Alat yang
dipergunakan :
1.
Conductivity
meter
2.
Gelas beker
3.
Kertas pH
1. 4.
Pemeriksaan kandungan Oksigen ( O2 ) Terlarut
Maksud pemeriksaan kandungan oksigen terlarut adalah untuk mengukur besar
kecilnya pencemaran air yang terdapat pada sampel. Hasil pemeriksaan O2
sudah bisa memberikan indikasi apakah air sampel tersebut sudah tercemar atau
belum.
Jika O2
yang didapat tinggi maka angka pencemaran masih rendah atau mungkin belum
tercemar. Bila O2-nya rendah maka air tersebut tercemar.
Disini ada hubungan yang berlawanan antara O2 dengan BOD Bila O2 tinggi maka BOD rendah dan sebaliknya O2 rendah, BOD akan tinggi.
1. 4. 1. Alat-alat yang dipergunakan dalam pemeriksaan O2
Peralatan
yang diperlukan unutk pemeriksaan kandungan oksigen terlarut di laboratorium
adalah :
1.
Botol sampel besar dan kecil
2.
Botol reagen
3.
Pipet tetes
4.
Gelas
ukur 0,1ml; 10 ml; 100 ml; 1000
ml.
5.
Labu Erlenmeyer
6.
Buret dan
statif buret
7.
Gelas beker
8.
Sendok dan spidol
9.
Inkubator
10. Pipet
hisap 10 ml (pengenceran)
11. Ember
12. Gayung
1. 4. 2. Reagen-reagen yang dibutuhkan
Reagen yang dipergunakan untuk memeriksa kandungan oksigen terlarut
adalah :
1. Peroksida ( Per.O2 ),
2. Mangan Sulfat ( MnSO4 ),
3. Asam Sulfat Pekat ( H2SO4 pekat ),
4. Amylum (
larutan kanji ) 1%,
5. Natrium Thio Sulfat 1/40 N ( 1/40 N Na2S2O3
).
1. 4. 3. Cara kerja
Langkah-langkah
yang dikerjakan di laboratorium adalah sbb:
1.
Botol sampel
besar yang sudah berisi air sampel dan sudah diberi Per.O220 tetes dan
MnSO420 tetes dengan pelan-pelan dibuka tutupnya. Kemudian tambahkan
H2SO4 pekat sebanyak 20 tetes dan botol ditutup kembali.
Usahakan jangan sampai ada gelembung udara di dalam botol sampel dan terus
dibolak-balik sampai endapan larut semua.
2.
Ambil 50 ml cairan
dari botol tersebut dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer.
3.
Tambahkan ke
dalam labu erlenmeyer 10 tetes amilum
kemudian timbul warna biru pekat kalau O2–nya tinggi. Titrasi dengan
larutan Natrium Thio Sulfat 1/40 N sampai warna berubah menjadi sangat biru
muda (hampir putih). Hitung Natrium Thio Sulfat yang
digunakan sebanyak Δv.
1. 5. Pemeriksaan Biologycal
Oxygen Demand
Biologycall Oxygen Demand
adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan
(mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat yang
tersuspensi dalam air.
Langkah- langkah yang dikerjakan di
laboratorium untuk pemeriksaan sampel adalah :
1.
Buat air
pengencer sebanyak jumlah sampel yang diperiksa. Satu sampel butuh air
pengencer + 400 ml dengan cara tiap liter air aquades ditambahkan Bufer Fosfat, MgSO4, CaCl2,
FeCl3 masing-masing 1 ml. Kemudian diaerasi dengan aerator selama 30 menit supaya jenuh
oksigen.
2.
Standar untuk
menentukan jumlah air pengencer dari hasil perhitungan oksigen adalah : 0 pengenceran 800 x
< 1,9 pengenceran
10 x
2,0
- 3,9 pengenceran 8 x
4,0 -
5,9 pengenceran 4 x
> 6,0 pengenceran
2 x
Air asli dan air pengencer kemudian
dicampur dan diaduk sampai rata.
3. Ambil 2 botol kecil yang telah disediakan kemudian isi kedua botol
tersebut hingga penuh dan ditutup rapat, dan usahakan jangan sampai ada
gelembung udara.
4.
Botol yang satu disimpan dalam inkubator dengan suhu + 27 oC
selama 2 hari kemudian botol yang lain dibuka tutupnya dan diberi Peroksida dan
Mangan Sulfat masing-masing 10 tetes. Setelah itu botol dibolak balik sampai
campur semua dan tunggu sampai mengendap. Diberi H2SO4 pekat
sebanyak 20 tetes dan dibolak-balik hingga berwarna kuning. Kemudian periksa
kandungan O2 sebagai O2 segera.
5.
Setelah 2 hari, sampel yang
disimpan dalam inkubator,
diambil dan diperiksa kandungan O2 sebagai O2 2 hari.
1. 6. Pemeriksaan Kandungan Besi ( Fe ) Jumlah Terlarut
1. 6. 1. Alat-alat yang diperlukan
Alat-alat
yang diperlukan untuk pemeriksaan kandungan besi jumlah terlarut di
laboratorium adalah :
1.
Kotak tabung reaksi
2.
Tabung reaksi
3.
Pipet hisap 1 ml
4. Pipet tetes dan botol reagen
5. Gelas
ukur 10 ml
1. 6. 2. Reagen-reagen yang dibutuhkan
Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan
ini adalah :
1.
Air suling ( aquades )
2.
Larutan Standar Fe 0,01
3.
Asam Sulfat 4 N ( H2SO4
4 N )
4.
Larutan Kalium
Permanganat 0,1 N ( KMnO4 0,1 N )
5.
KSCN 20 %
Dalam pemeriksaan kandungan besi jumlah
ada 2 hal pokok yang harus dikerjakan bersama-sama, yaitu :
1.
Pembuatan larutan standar Fe sebagai pembanding
2.
Pemeriksaan
kadar Fe dalam sampel
1. 6. 3. Pembuatan larutan standar Fe
Langkah-langkah
yang dikerjakan di laboratorium untuk pembuatan larutan standar Fe adalah :
1. Siapkan tabung reaksi
kecil sebanyak 6 buah (secukupnya).
2.
Isi
masing-masing tabung dengan aquades
sebanyak 10 ml.
3.
Tambahkan 10
tetes Asam Sulfat 4 N ke dalam setiap tabung reaksi, tutup dengan ibu jari dan
dibolak-balik.
4.
Tambahkan
larutan Standar Fe 0,01 ke dalam tabung reaksi masing-masing 0; 0,1; 0,2; 0,3;
0,4; 0,5 ml atau sampai cukup, tutup dengan ibu jari lalu bolak-balik hingga
homogen.
5.
Tambahkan 2
tetes KMnO4 0,1 N ke dalam setiap tabung, tutup dengan ibu jari lalu
bolak-balik hingga timbul warna merah muda (merah anggur).
6.
Tambahkan 10
tetes KSCN 20 % ke dalam setiap tabung, tutup dengan ibu jari lalu
dibolak-balik hingga timbul warna kekuning-kuningan yang makin ke kanan makin
pekat.
1. 6. 4. Pemeriksaan sampel
Langkah-langkah yang
dikerjakan di laboratorium adalah :
1. Siapkan tabung reaksi
kecil sebanyak sampel yang diperiksa.
2.
Ambil air
sampel dari masing-masing titik 10 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi kecil
yang telah tersedia.
3.
Tambahkan 10
tetes H2SO4 4 N ke dalam setiap tabung reaksi, tutup
dengan ibu jari dan dibolak-balik.
4.
Tambahkan 2
tetes KMnO4 0,1 N ke dalalm setiap tabung, tutup dengan ibu jari
lalu bolak-balik hingga timbul warna merah muda (merah anggur). Diamkan sebentar
dan bila warna merah anggur hilang tambahkan lagi KMnO4 0,1 N sampai
warnanya stabil.
5.
Tambahkan 10
tetes KSCN 20 % ke dalalm setiap tabung, tutup dengan ibu jari lalu
dibolak-balik. Bila timbul warna kekuning-kuningan berarti Fe-nya positif.
6.
Bandingkan
dengan warna standar yang sudah dibuat.
Perhitungan:
Fe =
x b x 0,01
Keterangan:
-
Fe =
jumlah kandungan besi pada sampel (mg/l)
-
1000 =
untuk mendapatkan hasil dalam mg/l
-
Vs =
banyaknya sampel yang dititrasi
-
0,01 = 1 ml
larutan mengandung 0,01 mg Fe
-
b =
hasil perbandingan dengan standar
1.7. Hasil
Pengukuran/Pengamatan
No.
|
Parameter yang Diperiksa
|
Sungai I
|
Sungai II |
Sungai III |
1.
|
Tanggal
Pengambilan
|
21 Mei 2015
|
21 Mei 2015 |
21 Mei 2015 |
2.
|
Jam Pengambilan
|
10.15 WIB
|
11.05 WIB |
12.01 WIB |
3.
|
Suhu air ( oC )
|
26˚ C
|
26˚ C
|
28˚ C
|
4.
|
Suhu udara ( oC )
|
29˚ C
|
28˚ C
|
31˚ C
|
5.
|
Cuaca
|
Cerah
|
Cerah
|
Cerah
|
6.
|
Warna air
|
Bening
|
Agak Keruh
|
Keruh
|
7.
|
Bau air
|
Tidak berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
8.
|
Kekeruhan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
9.
|
Dasar sungai
|
Berpasir
|
Pasir
|
Batu dan Pasir
|
10.
|
Situasi
Lingkungan
|
Pemukiman penduduk
|
Pemukiman penduduk
|
Pemukiman penduduk
|
11.
|
Lebar a
( m )
|
1,8
|
2,6
|
2,53
|
12.
|
Dalam a
( m )
|
0,52
|
0,41
|
027
|
13.
|
Panjang a
( m )
|
3
|
3
|
3
|
14.
|
Kecepatan a (
m/dt )
|
0.076
|
0.301
|
0.6
|
15.
|
Debit a
( m3/dt )
|
0.0407
|
0.1878
|
0.2808
|
16.
|
Lebar b
( m )
|
1.8
|
2.6
|
2,53
|
17.
|
Dalam b
( m )
|
0.57
|
0.57
|
0.51
|
18.
|
Panjang b
( m )
|
3
|
3
|
3
|
19.
|
Kecepatan b (
m/dt )
|
0,164
|
0,348
|
0,163
|
20.
|
Debit b
( m3/dt )
|
0,1528
|
0,4795
|
0,8049
|
21.
|
Lebar c
( m )
|
1,8
|
2,6
|
2,53
|
22.
|
Dalam c
( m )
|
0,36
|
0,76
|
0,781
|
23.
|
Panjang c
( m )
|
3
|
3
|
3
|
24.
|
Kecepatan c
( m/dt )
|
0,158
|
0,205
|
0,49
|
25.
|
Debit c
( m3/dt )
|
0,0697
|
0,2825
|
0,2934
|
26.
|
Debit total (
m3/dt )
|
|
|
|
27.
|
Ph
|
6
|
6,5
|
6,5
|
28.
|
DHL
( micromhos/cm )
|
|
|
|
29.
|
Fe ( mg/l )
|
0,075
|
0,175
|
0,375
|
30.
|
O2
lapangan ( mg/l )
|
5
|
5
|
5,2
|
31.
|
O2
segera ( mg/l )
|
6,4
|
6,2
|
6,8
|
32.
|
O2 2
hari ( mg/l )
|
4,65
|
4,34 |
4 |
33.
|
BOD ( mg/l )
|
7
|
7,44 |
11,2 |
|
|
|
|
|
Keterangan
Lokasi :
- S1
= Sungai Pelang (Gajahwong), Sengkan
- S2
= Sungai Gajahwong, Papringan
- S3 = Sungai Gajahwong, Tegal Gendhu
Sungai I
|
t’=
|
v
=
|
A= D x l
|
Q = A x v
|
A
|
19
|
0,158
|
0,441
|
0,0697
|
B
|
18,33
|
0,164
|
0,9315
|
0,1528
|
C
|
39,333
|
0,076
|
0,5355
|
0,0407
|
|
ΣQ1 = 0,2632
|
Sungai II |
t’=
|
v =
|
A = D x l
|
Q = A x v
|
A
|
14,633
|
0,205
|
1,1232
|
0,2825
|
B
|
8,627
|
0,348
|
1,378
|
0,4795
|
C
|
9,98
|
0,301
|
0,624
|
0,1878
|
|
ΣQ2 = 0,9498
|
SungaiIII |
t’=
|
v =
|
A = D x l
|
Q = A x v
|
|
A
|
6,13
|
0,49
|
1,6192
|
0,7934
|
|
B
|
4,73
|
0,63
|
1,2777
|
0,8049
|
|
C
|
5,02
|
0,60
|
0,4681
|
0,2808
|
|
|
ΣQ3 = 1,8791
|
||||
|
|||||
1. 8. Perhitungan
1.
O2 Lapangan ( f = 1 )
Rumus :
O2 lapangan =
x ΔV x f x 0,2
|
Kel.
|
Sungai |
V thio |
ΔV |
Vs (ml) |
O2 lap.
|
Pengen-ceran
|
|
Sebelum |
Sesudah |
||||||
57
|
1 |
17,55
|
18,7 |
1,15 |
50 |
4,6
|
4x
|
2 |
21,45 |
22,6 |
1,15 |
50
|
4,6
|
4x
|
|
3 |
20 |
21,4 |
1,21 |
50
|
5,6
|
4x
|
|
58
|
1 |
8,25 |
9,55 |
1,3 |
50
|
5,2
|
4x
|
2 |
11,25 |
12,5 |
1,25 |
50
|
5
|
4x
|
|
3 |
12,85 |
14,1 |
1,25 |
50
|
5
|
4x
|
|
59
|
1 |
17,5 |
18,45 |
1,3 |
50
|
5,2
|
4x
|
2 |
18,5 |
18,6 |
1,1 |
50
|
4,4
|
4x
|
|
3 |
19,65 |
20,85 |
1,2 |
50
|
4,8
|
4x
|
|
60
|
1 |
8,5 |
9,5 |
1 |
50
|
4
|
4x
|
2 |
9,6 |
10,8 |
1,2 |
50
|
4,8
|
4x
|
|
3 |
10,85 |
12,1 |
1,25 |
50
|
5
|
4x
|
2.
Hitungan Pengenceran
untuk semua sampel :
Air sampel =
x 400 ml
Air pengenceran = (400
ml – air sampel)
· Pengenceran 4 x
Air sampel = x 400 ml = 100 ml
Pengenceran = (400 – 100) = 300 ml
3. O2
Segera (f = 1)
Rumus :
O2 segera =
x ΔV x f x 0,
Kel.
|
Sungai |
V thio |
ΔV |
Vs (ml) |
O2
segera
|
|
Sebelum |
Sesudah |
|||||
57
|
1 |
10
|
11,15 |
1,15 |
50 |
4,6
|
2 |
11,5 |
13 |
1,45 |
50 |
5,8
|
|
3 |
13,7 |
15,4 |
1,7 |
50 |
6,8
|
|
58
|
1 |
8 |
9,6 |
1,6 |
50
|
6,4
|
2 |
9.85 |
11,4 |
1,55 |
50 |
6,2
|
|
3 |
11,5 |
13,2 |
1,7 |
50 |
6,8
|
|
59
|
1 |
11,65 |
13,2 |
1,55 |
50
|
6,2
|
2 |
13,25 |
14,75 |
1,5 |
50 |
6
|
|
3 |
14,75 |
16,3 |
1,55 |
50 |
6,2
|
|
60
|
1 |
6,95 |
8,45 |
1,5 |
50
|
6
|
2 |
8,5 |
10 |
1,5 |
50 |
6
|
|
3 |
10 |
11,6 |
1,6 |
50 |
6,4
|
4.
O2
2 hari ( f = 0,775)
Rumus :
O2 2hari=
x ΔV x f x 0,2
Kel.
|
Sungai |
V thio |
ΔV |
Vs (ml) |
O2 2
hari
|
|
Sebelum |
Sesudah |
|||||
57
|
1 |
12,35
|
13,75 |
1,4 |
50 |
4,34
|
2 |
13,85 |
15,3 |
1,4 |
50 |
4,495
|
|
3 |
15,35 |
16,8 |
1,45 |
50 |
4,495
|
|
58
|
1 |
8,45 |
9,95 |
1,5 |
50 |
4,65
|
2 |
10 |
11,4 |
1,4 |
50 |
4,34
|
|
3 |
13,1 |
14,4 |
1,3 |
50 |
4
|
|
59
|
1 |
12,4 |
13,9 |
1,5 |
50 |
4,65
|
2 |
14 |
15,35 |
1,35 |
50 |
4,185
|
|
3 |
15,4 |
16,7 |
1,3 |
50 |
4,03
|
|
60
|
1 |
13,35 |
15 |
1,65 |
50 |
5,113
|
2 |
12,15 |
13,3 |
1,15 |
50 |
3,5
|
|
3 |
15,05 |
16,4 |
1,15 |
50 |
4,185
|
5.
BOD
Rumus:
BOD = ( O2 segera – O2
2 hari ) x pengenceran
|
Kel.
|
Sungai |
O2 lap.
|
O2
segera
|
O2 2 hari
|
Pengenc.
|
BOD |
57
|
1
|
4,6
|
4,6
|
4,34
|
4x
|
1,04
|
2
|
4,6
|
5,8
|
4,495
|
4x
|
5,22
|
|
3
|
5,6
|
6,8
|
4,495
|
4x
|
9,22
|
|
58
|
1 |
5,2
|
6,4
|
4,65
|
4x
|
7,0
|
2 |
5
|
6,2
|
4,34
|
4x
|
7,44
|
|
3 |
5
|
6,8
|
4
|
4x
|
11,2
|
|
59
|
1 |
5,2
|
6,2
|
4,65
|
4x
|
6,2
|
2 |
4,4
|
6
|
4,185
|
4x
|
7,26
|
|
3 |
4,8
|
6,2
|
4,03
|
4x
|
8,68
|
|
60
|
1 |
4
|
6
|
5,113
|
4x
|
3,54
|
2 |
4,8
|
6
|
3,5
|
4x
|
10
|
|
3 |
5
|
6,4
|
4,185
|
4x
|
8,6
|
6.
Fe
Rumus :
Fe =
x b x 0,01
|
Kel,
|
Sungai
|
B
|
Fe |
57
|
1
|
0,125
|
0,125
|
2
|
0,125
|
0,125
|
|
3
|
0,475
|
0,475
|
|
58
|
1
|
0,075
|
0,075
|
2
|
0,125
|
0,125
|
|
3
|
0,375
|
0,375
|
|
59
|
1
|
0,075
|
0,075
|
2
|
0,125
|
0,125
|
|
3
|
0,375
|
0,375
|
|
60
|
1
|
0,125
|
0,125
|
2
|
0,125
|
0,125
|
|
3
|
0,275
|
0,275
|
1. 9. Tabel Baku Mutu Air
Berdasarkan pada
Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep.-2 /Men.KLH/88
tentang pedoman penetapan baku lingkungan untuk baku mutu air adalah sebagai
berikut :
- Golongan A (kelas 1) = air minum langsung
- Golongan B (kelas 2) = air minum rumah tangga
- Golongan C (kelas 3) = air peternakan atau perikanan
- Golongan D (kelas 4) = air perkotaan, pertanian,industri dan tenaga air
Tabel I.9 Tabel Baku Mutu Air
|
Golongan A |
Golongan B
|
Golongan C
|
Golongan D
|
·
Fisika
|
|
|
|
|
-
Bau
|
Tidak bau |
Bau
|
Bau
|
Bau
|
·
Kimia
|
|
|
|
|
-
PH
|
6,8 – 8,5
|
5 – 9
|
6 – 9
|
5 – 9
|
-
Fe
|
0,1 – 1,0
|
0,1 – 0,5
|
-
|
-
|
-
BOD
|
-
|
< 50
|
-
|
-
|
-
DHL
|
400 – 1200
|
-
|
-
|
1750 – 2250
|
-
O2
|
3 – 7
|
-
|
-
|
-
|
1. 10. Kesimpulan
1.
Dari hasil pemeriksaan kandungan
oksigen (O2) terlarut didapati bahwa kandungan oksigen untuk sungai
I Gajah Wong, Sengkan; sungai II Gajah Wong, Papringan; dan sungai III Gajah Wong, Tegal Gendhu adalah : untuk O2lapangan, O2
segera,dan O2 2 hari paling tinggi sungai I, daripada sungai II dan
III. Selain itu jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi (BOD)
yang paling tinggi adalah sungai I.
2. Ketiga sungai diatas dapat digolongkan pada golongan B yaitu termasuk dalam air minum rumah tangga. Namun, secara fisik belum dapat dijadikan sebagai air minum rumah tangga.
1. 11. Saran-saran
1.
Limbah industri/pabrik yang akan
dibuang ke sungai sudah harus dipastikan tidak mengandung bahan buangan beracun
atau untuk pembuangan limbah industri/pabrik apabila akan dibuang harus
diproses dahulu dengan instalansi penjernihan air limbah.
2.
Mengingat mutu air pada sungai
tersebut termasuk mutu air golongan B, dan
tidak layak konsumsi, maka
apabila masyarakat sekitar ingin memanfaatkannya untuk air bersih, sebaiknya
masyarakat sekitar mengadakan suatu proses pengolahan air bersih.
3.
Mengingat semakin sedikitnya jumlah
air bersih yang ada, disarankan
agar masyarakat sekitar
lebih hati - hati lagi dalam memperlakukan sumber-sumber air bersih
seperti sungai, dengan tidak
membuang segala bentuk polutan,
seperti sampah, limbah rumah tangga, ke dalamnya.
No comments:
Post a Comment