Thursday 19 November 2015

PERHITUNGAN Debit Banjir Rencana, Debit Andalan (Q ANDALAN).


BAB  II
ANALISIS DATA

2.1     Curah Hujan Harian
Curah hujan merupakan salah satu parameter hidrologi yang sangat penting untuk perancangan jaringan irigasi selain evapotranspirasi, debit puncak dan debit harian, serta angkutan sedimen.
Analisis mengenai curah hujan sangat penting dalam Perancangan bendung untuk jaringan irigasi. Salah satu elemen penting dalam Perancangan bendung tersebut adalah mengetahui debit banjir rancangan. Untuk menentukan debit banjir rancangan yang dimaksud, maka diperlukan data hujan maksimum untuk beberapa tahun. Data curah hujan diambil dari Kantor Dinas Perairan. Data yang didapat berupa soft copy data curah hujan selama 12 tahun

2.2     Daerah Aliran Sungai ( DAS )
Peta batas DAS telah diberikan sebelumnya dengan skala 1:25000. Pertama kali lokasi bendung ditentukan dahulu. Sehingga diperoleh  batas DAS dari hulu sampai lokasi bendung. Untuk mengetahui hujan maksimum setiap tahun dari 4 stasiun secara bersama diperlukan bobot yang dicari melalui pengukuran luas DAS.
Terdapat tiga macam metode perhitungan luas DAS, yaitu Metode Poligon Thiessen, Metode Aljabar, dan Metode Isohyet. Di antara ketiga metode tersebut dipilih Metode Poligon Thiessen karena pengerjaannya lebih mudah dan hasil yang diberikan lebih akurat.
Langkah-langkah perhitungan luas DAS adalah sebagai berikut:
1.    Buat garis lurus yang menghubungkan setiap stasiun dan diusahakan sedemikian rupa sehingga setiap ujungnya membentuk segitiga-segitiga (apabila banyak stasiun) dengan sudut yang lancip dan tidak tumpul.
2.    Dari bentuk segitiga tersebut untuk setiap sisinya dibuat garis tegak lurus tepat pada pertengahan garis, maka akan didapatkan bentuk-bentuk luasan yang dimiliki setiap stasiun.
3.    Hitung luas masing-masing stasiun.
4.    Hitung bobot setiap stasiun dengan cara :

.
Contoh perhitungan:
Dari hasil perhitungan luas, diketahui luas Stasiun Prumpung sebesar 20,6278125 km2 sedangkan total luas DAS adalah 59,56875 km2. Sehingga diperoleh bobot untuk Stasiun Prumpung adalah:
Bobot Stasiun Prumpung=

Perhitungan bobot masing-masing stasiun disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Luas DAS dan Bobot Masing-masing Stasiun
Stasiun
Luas (km2)
Bobot
Persentase (%)
Santan
15,075
0,253
25,3
Kemput
21,01875
0,3528
35,28
Prumpung
20,6278125
0,3467
34,67
Bronggang
2,821875
0,0047
4,7
Total
59,56875
1
100


2.3     Data Hujan Harian Rata – Rata dan Maksimum Daerah
Jumlah bobot harus 1 atau dalam persen harus 100%. Bobot inilah yang kemudian dikalikan dengan data hujan harian setiap stasiun untuk setiap hari pada setiap tahun, dari data hujan harian rata-rata daerah maka akan dihasilkan data hujan maksimum (Hmaks) daerah setiap tahun (1988-2004). Untuk menghitung hujan harian rata-rata daerah digunakan rumus:

Keterangan :
L1          = Luas wilayah stasiun 1
L2          = Luas wilayah stasiun 2
L3          = Luas wilayah stasiun 3
Ln          = Luas wilayah stasiun ke-n
R1          = Curah hujan pada stasiun 1 pada suatu tanggal tertentu
R2          = Curah hujan pada stasiun 2 pada suatu tanggal tertentu
R3          = Curah hujan pada stasiun 3 pada suatu tanggal tertentu
Rn          = Curah hujan pada stasiun ke-n pada suatu tanggal tertentu
           = Curah hujan harian rata – rata daerah pada tanggal ybs

Contoh perhitungan hujan harian rata-rata daerah pada  05 Februari 1988;
L. Santan x R Santan                                   =   63,756
L. Kemput   x R Kemput                 =   18,3456
L. Prumpung x R Prumpung                        =   6,934
L. Bronggang  x R. Bronggang        =   0    +
Total                                               89,0356 mm.km2
Hujan rata-rata ( ) = 89,0356mm.km2/Luas Das
= 89,0356/59,56875
= 1,4947 mm

Maka hujan harian rata-rata daerah pada tanggal 5 Februari 1988 adalah 1,4947 mm. Data curah hujan hujan maksimum daerah didapat dengan mencari nilai maksimum dari curah hujan harian rata-rata daerah pada setiap tahunnya.

Tabel 2.2 Hujan Harian Maksimum Daerah
No
Tahun
Hujan (mm)
1
1988
89,0356
2
1989
78,5385
3
1990
46,6747
4
1991
79,8789
5
1992
68,4085
6
1993
45,8742
7
1994
45,4063
8
1995
78,4154
9
1997
70,6674
10
2000
92,1903
11
2003
58,2555
12
2004
47,6414

Rata-rata
66,7488






2. 4    Pengujian Statistika Data Hujan
2.4.1  Analisa Frekuensi Hujan Rencana
Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya
curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log Normal, dan beberapa
cara lain. Metode–metode ini harus diuji mana yang bisa dipakai dalam perhitungan.
1.    Distribusi normal
Distribusi normal adalah simetris terhadap sumbu vertikal dan berbentuk lonceng yang  juga disebut distribusi Gauss. Distribusi normal mempunyai dua parameter yaitu rerata µ dan deviasi standar σ dari populasi.Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan, debit rata-rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss.

Xt = X + KT S
dimana,                                                 
XT  :  Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T.
X    :  Nilai rata – rata hitung varian.
S     :  Deviasi standar nilai varian.
KT   :  Faktor frekuensi,
Nilai factor frekuensi dapat dilihat pada tabel reduksi Gauss:

Tabel 2.3 Reduksi Gauss
PUH
peluang
KT
1,0014
0,999
-3,05
1,005
0,995
-2,58
1,01
0,99
-2,33
1.05
0,95
-1,64
1,11
0,9
-1,28
1,25
0,8
-0,84
1,33
0,75
-0,67
1,43
0,7
-0,52
1,67
0,6
-2,5
2
0,5
0
2,5
0,4
0,25
3,33
0,3
0,52
4
0,25
0,67
5
0,2
0,84
10
0,1
1,28
20
0,05
1,64
50
0,02
2,05
100
0,01
2,33
200
0,005
2,58
500
0,002
2,88
1000
0,001
3,09

2.    Distribusi Log normal
Distribusi Log normal digunakan apabila nilai-nilai dari variabel random tidak mengikuti distribusi normal,tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi normal.
Distribusi Log Normal, merupakan hasil transformasi dari distribusi Mengubah data X kedalambentuklogaritmikà Y = log X
Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah sebagai berikut :
Xt = X + Kt . Sx


dimana,
Xt = besarnya curah hujan yang mungkin terjadi pada periode ulang T tahun (mm/hari).
Sx = Standar deviasi = 2
X   = curah hujan rata-rata (mm/hari)
Kt = Standar variabel untuk periode ulang tahun

3.    Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk analisis data maksimum,seperti untuk analisis frekuensi banjir.
 





K = Faktor probabilitas.

Untuk harga ektrim dapt dinyatakan dengan persamaan berikut:

Metode Distribusi Frekuensi Gumbel

keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X   =
rata-rata x maksimum dari seri data Xi
k
   = faktor frekuensi
Yn, Sn = besaran yang mempunyai fungsi dari jumlah pengamatan
Yt = reduksi sebagai fungsi dari probabilitas
n = jumlah data

Tabel  2.4 Hubungan antara deviasi Standar dan reduksi variant dengan jumlah data
N
Sn
n
Sn
n
Sn
n
Sn
10
0,9496
22
1,0754
55
1,1681
90
1,2007
11
0,9676
25
1,0915
60
1,1747
100
1,2665
12
0,9933
30
1,1124
65
1,1803


13
0,9971
35
1,1285
70
1,1854


14
1,0095
40
1,1413
75
1,1893


15
1,0206
45
1,1519
80
1,1938


20
1,0628
50
1,1697
85
1,1973


          Sumber : Soewarno,1995
Tabel 2.5 Hubungan Reduksi Variat Rata-Rata(Yn) dengan jumlah data
N
Yn
n
Yn
n
Yn
10
0,4952
36
0,5410
62
0,5527
11
0,4996
37
0,5418
82
0,5572
12
0,5053
38
0,5421
83
0,5574
13
0,5070
58
0,5518
84
0,5576
14
0,5100
59
0,5518
85
0,5578
34
0,5396
60
0,5521
86
0,5580
35
0,5402
61
0,5524


          Sumber : Soewarno,1995
4.    Distribusi Log-Pearson Tipe III
Distribusi Log-Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrem.Bentuk komulatif dari distribusi Log-Pearson Tipe III dengan nilai variatnya X apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probability paper) akan merupakan model matematik persamaan garis lurus. Persamaan garis lurusnya adalah:
Dengan:
Y   =    nilai logarimik dari X
ȳ   =    nilai rata-rata dari Y
S    =    standart deviasi dari Y
K   =    karakteristik dari distribusi Log-Pearson Tipe III
Tahapan untuk menghitung hujan rancangan maksimum dengan metode Log-Pearson Tipe III adalah sebagai berikut (Suwarno, 1995: 142):
a.     Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.
b.    Menghitung harga logaritma rata-rata dengan rumus
c.       Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :
d.      Menghitung harga koefisien asimetri dengan rumus:
e.       Menghitung logaritma hujan rancangan dengan kala ulang tertentu dengan rumus:
f.      Menghitung antilog XT untuk mendapatkan curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu atau dengan membaca grafik pengeplotan XT dengan peluang pada kertas logaritma.







Tabel  2.6 Faktor frekuensi (K) fungsi dari nilai koefisien asimetri (Cs) dan kala ulang (T)
Pengujian Der Weduwen tersebut melalui perhitungan dispersi. Langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Perhitungan Dispersi:
Tabel 2.7 perhitungan dispersi
No
Tahun
X=Hujan(mm)
(Xi-Xrata2)
(Xi-Xrata2)^2
(Xi-Xrata2)^3
(Xi-Xrata2)^4
1
1988
89,0356
22,28670833
496,6973683
11069,74938
246708,2757
2
1989
78,5385
11,78960833
138,9948647
1638,695015
19319,5724
3
1990
46,6747
-20,07419167
402,9731711
-8089,36067
162387,3766
4
1991
79,8789
13,13000833
172,3971188
2263,575607
29720,76658
5
1992
68,4085
1,659608333
2,75429982
4,571058934
7,586167499
6
1993
45,8742
-20,87469167
435,7527522
-9096,20434
189880,461
7
1994
45,4063
-21,34259167
455,5062191
-9721,68323
207485,9156
8
1995
78,4154
11,66650833
136,1074167
1587,898311
18525,22888
9
1997
70,6674
3,918508333
15,35470756
60,16754952
235,7670442
10
2000
92,1903
25,44140833
647,265258
16467,33973
418952,3142
11
2003
58,2555
-8,493391667
72,137702
-612,693757
5203,84805
12
2004
47,6414
-19,10749167
365,0962378
-6976,07332
133295,2628

Jumlah
800,9867
0
3341,037116
-1404,01868
1431722,375

Setelah diketahui nilai dari faktor – faktor dari perhitungan di atas dapat ditentukan  metode distribusi mana yang dapat dipakai, seperti disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.8 syarat penentuan distribusi
Jenis Distribusi
Syarat
Perhitungan
Kesimpulan
Normal
Cs ≈ 0
Ck = 3
Cs = -0,0214
Ck = 0,7871
Tidak
memenuhi
Gumbel
Cs ≤ 1,1396
Ck ≤ 5,4002
Cs = -0,0214
Ck = 0,7871
Memenuhi
Log Pearson III
Cs ≠ 0
Cs = -0,0214
Tidak Memenuhi
Log Normal
Cs ≈ 3Cv + Cv2 = 3
Ck = 5,383
3Cv + Cv2 = 0,9493
Ck= 0,7871
Tidak
memenuhi

Koef. Skewness (Cs)
-0,0214
Koef. Kurtosis (Ck)
0,7871
Koef. Variasi (Cv)
0,2886

Dari  tabel diatas maka yang memenuhi  syarat adalah dengan menggunakan Distribusi Gumbel. Untuk memastikan pemilihan distribusi tersebut, perlu dilakukan perbandingan hasil perhitungan statistik dengan ploting data diatas kertas. probabilitas dan uji Der Weduwen.




2.5  Uji Kebaikan Suai
Diperoleh jenis sebaran termasuk jenis Normal. Setelah diperoleh jenis sebaran dilakukan uji kebaikan suai dengan metode uji chi-kuadrat. Perhitungan uji chi-kuadrat dapat dilihat di Tabel di bawah ini.
Perhitungan uji chi-kuadrat
Interval dibagi 4 kelas (G=4). Kemudian dicari derajat kebebasan (DK) dengan menggunakan rumus:

Tabel 2.9 perhitungan chi kuadrat
P
Ef
Of
(Of-Ef)^2
(Of-Ef)2/Ef
37,6089≤X≥53,20363
3
4
1
0,333333
53,20363≤×≥68,79830
3
2
1
0,333333
68,79830≤×≥84,39297
3
4
1
0,333333
84,39297≤×≥99,98763
3
2
1
0,333333





X2  =
1,333333
DK=2
chi-kritik=
5,9918
X2<chi kritik
ok!

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X2 sebesar 1,3333yang kurang dari nilai X2 pada tabel uji chi kuadrat yang besarnya adalah 5,99148. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran distribusi Gumbel dapat diterima.
2.6  Analisis Debit Banjir Metode der Weduwen
Analisis metode ini hampir sama dengan Metode Haspers hanya saja rumusan koefisiennya yang berbeda
Qn        = C . b . q . A
1.    Koefisien Aliran (C) dihitung dengan rumus
C  = 
          dengan,  b     =     koefisien reduksi
2.    Koefisien Reduksi (b) dihitung dengan rumus
b  =
  dengan,  b     =     koefisien reduksi
                        t      =     waktu konsentrasi (jam)
                        A    =     luas DAS (km2)
3.    Modul banjir maksimum menurut der Weduwen dirumuskan
          q  =
          dengan   t      =     waktu konsentrasi / lama hujan terpusat (jam)
4.    Waktu konsentrasi (t) dihitung dengan
t      =     0,25 L Qn-0,125 i-0,25
  dengan   i      =     kemiringan sungai rata-rata
                        L     =     panjang sungai (km)
Metode ini harus dihitung dengan trial and error sehingga ketepatan antara waktu konsentrasi dengan debit sama atau mendekati sama. Hasil kali dari Qn dengan hujan rencana kala ulang T tahun (RT) merupakan debit banjir yang dicari.

Perhitungan der weduwen

Dicoba t = 3,95 jam                       
                   ( 4 + 1)                        
β =  120 + ( 4 + 9) 59,56875                      
             120 + 59,56875                
β =  0,7951
                              
qn =           67,65                                        
            3,95 + 1,45                        
qn = 12,5278           m3/det.km2   
      
α =  1 -                  4,1                                
              0,7951 x 12,5278 + 7      
α =  0,7583
                              
Qn = 0,7583            x 0,7951 x 12,5278 x 59,5688           
Qn = 449,9000 m3/det       
      
t = 0,125 x 29,8125 x (449,9)^(-0,125) x (0,0377)^(-0,25)
t = 3,9416 jam                    
                  
Dicoba t =   3,9458            jam                             
                   ( 3,9458 + 1)               
β =  120 +   ( 3,9458 + 9)   59,56875                     
                  120 + 59,56875                       
β =  0,7051            
                  
qn =         67,65                                         
       3,9458 + 1,45                         
qn = 12,5375 m3/det.km2 
      
α =  1 -                 4,1                                 
              0,7051 x 12,5375 + 7      
α =  0,7412
                              
Qn = 0,7412            x 0,7051 x 12,5375 x 59,5688          
Qn = 390,3152 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (390,3152)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0122 jam     
      
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   3,979   jam                             
                   ( 3,979 + 1)                             
β =  120 +   ( 3,979 + 9)  59,56875            
               120 + 59,56875              
β =  0,7051                        
      
qn =         67,65                                         
       3,9790 + 1,45                         
qn = 12,4608           m3/det.km2               

α =  1 -                   4,1                               
               0,7051 x 12,4608            + 7      
α =  0,7403                                    

Qn = 0,7403 x 0,7051 x 12,4608 x 59,5688          
Qn = 387,4631 m3/det                   
t =   0,125 x 29,8125 x (387,4631)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0159 jam                 
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   3,9975            jam                             
                   ( 3,9975 + 1)                           
β =  120 +   ( 3,9975 + 9)  59,56875                      
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                           
       3,9975 + 1,45                         
qn = 12,4186           m3/det.km2   
      
α =  1 -                 4,1                                 
             0,7051 x 12,4186  + 7      
α =  0,7398
                              
Qn = 0,7398  x 0,7051 x 12,4186 x 59,5688         
Qn = 385,8952 m3/det                   
t =   0,125 x 29,8125 x (385,8952)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0179 jam                 
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   4,0077 jam                             
                   ( 4,0077 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0077 + 9)  59,56875                      
                120 + 59,56875             
β =  0,7051                                    
qn =        67,65                                           
       4,0077 + 1,45                         
qn = 12,3953           m3/det.km2               

α =  1 -                4,1                                  
             0,7051 x 12,3953 + 7       
α =  0,7395
                              
Qn = 0,7395  x 0,7051 x 12,3953 x 59,5688         
Qn = 385,0297 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (385,0297)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0191 jam                 
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   4,0134 jam                             
                   ( 4,0134 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0134 + 9)    59,56875                    
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051
                              
qn =       67,65                                            
       4,0134 + 1,45                         
qn = 12,3824           m3/det.km2   
      
α =  1 -                 4,1                                 
              0,7051 x 12,3824 + 7      
α =  0,7394
                              
Qn = 0,7394            x 0,7051 x 12,3824 x 59,5688          
Qn = 384,5507 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (384,5507)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0197 jam                
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   4,0165 jam                             
                   ( 4,0165 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0165 + 9)    59,56875                    
                  120 + 59,56875                       
β =  0,7051                        
      
qn =        67,65                                           
       4,0165 + 1,45                         
qn = 12,3753           m3/det.km2   
      
α =  1 -                4,1                                  
             0,7051 x 12,3753 + 7       
α =  0,7393
                                          
Qn = 0,7393  x 0,7051 x 12,3753 x 59,5688         
Qn = 384,2854 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (384,2854)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,02 jam                     
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   4,0183 jam                             
                   ( 4,0183 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0183 + 9)    59,56875                    
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                           
       4,0183 + 1,45                         
qn = 12,3713           m3/det.km2               

α =  1 -                   4,1                               
               0,7051 x 12,3713 + 7     
α =  0,7392
                              
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3713 x 59,5688          
Qn = 384,1382 m3/det                   
t =   0,125 x 29,8125 x (384,1382)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0202  jam                
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                      
                                                      
Dicoba t =   4,0193 jam                             
                   ( 4,0193 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0193 + 9)    59,56875                    
                120 + 59,56875             
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                           
       4,0193 + 1,45                         
qn = 12,3691           m3/det.km2               
α =  1 -                 4,1                                 
              0,7051 x 12,3691 + 7      
α =  0,7392
                                          
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3691 x 59,5688          
Qn = 384,0566 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (384,0566)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0203 jam                 
Karena setelah di trial beda t terlalu besar maka di trial lagi dengan nilai t rata-rata                                                                              
Dicoba t =   4,0198 jam                             
                   ( 4,0198 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0198 + 9)    59,56875                    
                120 + 59,56875             
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                           
       4,0198 + 1,45                         
qn = 12,3679           m3/det.km2   
      
α =  1 -                4,1                                  
              0,7051 x 12,3679 + 7      
α =  0,7392
                                          
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3679 x 59,5688          
Qn = 384,0114 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (384,0114)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0204 jam    
       Ok, maka
Qn = 1,6000            x Rn                
      
Dicoba t =   4,0201 jam                             
                   ( 4,0201 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0201 + 9)    59,56875                    
                120 + 59,56875             
β =  0,7051            
                  
qn =       67,65                                            
       4,0201 + 1,45                         
qn = 12,3672           m3/det.km2   
      
α =  1 -                  4,1                                
              0,7051 x 12,3672 + 7      
α =  0,7392                                    
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3672 x 59,5688          
Qn = 383,9862 m3/det                   

t =   0,125 x 29,8125 x (383,9862)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0204 jam                 
Ok, maka                                                   
Qn =            1,5999 x Rn    
                  
Dicoba t =   4,0203 jam                             
                   ( 4,0203 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0203 + 9)    59,56875                    
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051            
                  
qn =       67,65                                           
       4,0203 + 1,45                         
qn = 12,3668           m3/det.km2               
α =  1 -                4,1                                  
             0,7051 x 12,3668 + 7       
α =  0,7392
                              
Qn = 0,7392  x 0,7051 x 12,3668 x 59,5688         
Qn = 383,9723 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (383,9723)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0205 jam                 
Ok, maka                                                   
Qn = 1,5999            x Rn    
                  
Dicoba t =   4,0204 jam                             
                   ( 4,0204 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0204 + 9)    59,56875                    
                120 + 59,56875             
β =  0,7051            
                  
qn =         67,65                                          
       4,0204 + 1,45                         
qn = 12,3666           m3/det.km2               
α =  1 -                4,1                                  
              0,7051 x 12,3666 + 7      
α =  0,7392
                              
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3666 x 59,5688          
Qn = 383,9646 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (383,9646)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0205 jam                
Ok, maka                                                   
Qn = 1,5999            x Rn    
                  
Dicoba t =   4,0204 jam                             
                   ( 4,0204 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0204 + 9)    59,56875                    
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                          
       4,0204 + 1,45                         
qn = 12,3665           m3/det.km2   
      
α =  1 -                4,1                                  
              0,7051 x 12,3665 + 7      
α =  0,7392            
                  
Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3665 x 59,5688          
Qn = 383,9603 m3/det                   

t =   0,125 x 29,8125 x (383,9603)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0205 jam                 
Ok, maka                                                   
Qn = 1,5998            x Rn    
                  
Dicoba t =   4,0204 jam                             
                   ( 4,0204 + 1)                           
β =  120 +   ( 4,0204 + 9)    59,56875                    
                 120 + 59,56875            
β =  0,7051
                              
qn =        67,65                                           
       4,0204 + 1,45                         
qn = 12,3665           m3/det.km2   
      
α =  1 -                 4,1                                 
              0,7051 x 12,3665 + 7      
α =  0,7392                                    

Qn = 0,7392            x 0,7051 x 12,3665 x 59,5688          
Qn = 383,9579 m3/det       
      
t =   0,125 x 29,8125 x (383,9579)^(-0,125)          x (0,0377)^(-0,25)      
t =   4,0205 jam                 
Ok, maka                                                   
Qn = 1,5998            x Rn                
      
2.7  Perhitungan Nilai Hujan Rencana (Rn)
Penentuan hujan (R) kala ulang ini digunakan untuk menentukan debit banjir rencana (Q) kala ulang 1 tahun (Q2), 10 tahun (Q10), 25 tahun (Q25), 50 tahun (Q50), 100 tahun (Q100),dan 200 tahun (Q200). Cara mendapatkan besarnya hujan dengan kala ulang 1 tahun (R2), 10 tahun (R10), 25 tahun (R25), 50 tahun (R50), 100 tahun (R100) ,dan 200 tahun (R200) adalah sebagai berikut :

Perhitungan CH kala ulang untuk kala ulang 2 tahun) :
Rata-rata (X)                = 66,7489
S                                  = 19,2672
Yt                                       = 0,3665
Yn                               = 0,5053
Sn                                = 0,9933
CH kala ulang              = Rata-rata + S/Sn x (Yt – Yn)
           = 66,74889 + 19,2672/0,9933 (0,3665 – 0,5053)
            = 64,05718728

Tabel 2.10 Besarnya Hujan (Rn)
No
Periode ulang
X
S
Yt
Yn
Sn
Hujan Maksimum


1
66,74889
19,26724
-0,834
0,5053
0,9933
40,77021837
1
2
66,74889
19,26274
0,3665
0,5053
0,9933
64,05718728
2
5
66,74889
19,26724
1,4999
0,5053
0,9933
86,04134136
3
10
66,74889
19,26724
2,2502
0,5053
0,9933
100,5950577
4
20
66,74889
19,26724
2,9702
0,5053
0,9933
114,5610389
5
50
66,74889
19,26724
3,9019
0,5053
0,9933
132,6334067
6
100
66,74889
19,26724
4,605
0,5053
0,9933
146,2715753




2.8         Debit Banjir Rencana
Sebelum menghitung debit, dilakukan trial and error untuk mendapatkan Qn. Setelah melakukan trial didapatkan nilai Qn =1,6.
Contoh Perhitungan (untuk periode ulang 50 tahun pada) :
Qn         = 1,6 x Rn
                        = 1,6x 133,6334067
= 212,21345
2.9         Perhitungan Nilai Hujan Rencana Minimum
Penentuan hujan (R) kala ulang ini digunakan untuk menentukan debit banjir minimum rencana (Q) kala ulang 1 tahun (Q2), 10 tahun (Q10), 25 tahun (Q25), 50 tahun (Q50), 100 tahun (Q100),dan 200 tahun (Q200). Cara mendapatkan besarnya hujan dengan kala ulang 1 tahun (R2), 10 tahun (R10), 25 tahun (R25), 50 tahun (R50), 100 tahun (R100) ,dan 200 tahun (R200) adalah sebagai berikut :

Perhitungan CH kala ulang untuk kala ulang 2 tahun) :
Rata-rata (X)                = 8,05719
S                                  = 2,30997
Yt                                       = 0,3665
Yn                               = 0,5053
Sn                                = 0,9933
CH kala ulang              = Rata-rata + S/Sn x (Yt – Yn)
           = 8,05719 + 2,30997/0,9933 (0,3665 – 0,5053)
= 7,736343579

Tabel 2.11 Besarnya Hujan (Rn)
No
Periode ulang
X
S
Yt
Yn
Sn
Hujan Maksimum
1
1
8,05719
2,30997
-0,834
0,5053
0,9993
4,961280042
2
2
8,05719
2,30997
0,3665
0,5053
0,9993
7,736343579
3
5
8,05719
2,30997
1,4999
0,5053
0,9993
10,35630156
4
10
8,05719
2,30997
2,2502
0,5053
0,9993
12,09068877
5
20
8,05719
2,30997
2,9702
0,5053
0,9993
13,75503476
6
50
8,05719
2,30997
3,9019
0,5053
0,9993
15,9087447
7
100
8,05719
2,30997
4,605
0,5053
0,9993
17,53402479


2.10     Debit Andalan
Sebelum menghitung debit, dilakukan trial and error untuk mendapatkan Qn. Setelah melakukan trial didapatkan nilai Qn =1,6.
Contoh Perhitungan (untuk periode ulang 1 tahun pada) :
Qn         = 1,6 x Rn
                        = 1,6 x 4,961280042
= 7,9380481




























KESIMPULAN

1.    Dari hasil perhitungan CV,CS dan CK yaitu 0,288652509-0,021414269 dan 0,787059018 diatas lalu dibandingkan dengan syarat yang ada pada masing-masing disribusi peluang, maka distribusi peluang yang dipakai adalah distribusi Gumbel ,uji Chi kuadrat, dan Der Weduwen.
2.    Dari hasil analisis hujan rencana pada bab II diperoleh besarnya hujan dengan kala ulang 1 tahun (R1), 2 tahun (R2), 5 tahun (R5), 10 tahun (R10), 25 tahun (R25), 50 tahun (R50), 100 tahun (R100). Besar kala ulang 1 tahun < 2 tahun < 5 tahun < 10 tahun < 25 tahun < 50 tahun < 100 tahun .

























DAFTAR PUSTAKA


Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset: Yogyakarta.

19