Monday 11 April 2016

PERKEMBANGAN PESAWAT TERBANG

PERKEMBANGAN PESAWAT TERBANG

·         Wright Bersaudara



Pada tahun 1900-1902 Wright bersaudara melakukan percobaan dengan menggunakan pesawat tanpa mesin, atau biasa disebut denganglider. Percobaan pertama glidertersebut di tahun 1900, hanya mampu memberikan daya angkat setengah kali dari yang di kalkulasikan. Tanggal 17 Desember 1903 merupakan hari bersejarah pada dunia aviasi. Sebab di hari tersebut pertama kalinya pesawat rancangan Wright Bersaudara di terbangkan yang tentunya sudah dilengkapi dengan mesin dan penyempurnaan. Menurut catatan The Smithsonian Institution and Fédération Aéronautique Internationale penerbangan perdana tersebut berlokasi di Kill Devil Hills, Carolina Utara, Amerika Serikat. Penerbangan pertama di piloti oleh Orville Wright dan berhasil mencapai ketinggian 120 kaki, selama 12 detik lamanya. Masih di hari yang sama kemudian saudaranya, Wilbur Wright dapat terbang mencapai ketinggian 852 kaki dan dapat bertahan selama 1 menit di udara.  Catatan tersebut merupakan langkah awal bagi kemajuan teknologi pesawat terbang.

·         Alberto Santos-Dumont


Di tahun 1906 Ia berhasil membuat decak kagum penduduk Eropa dengan mendemonstrasikan pesawat 14-bis yang mampu terbang selama 21 detik, setinggi 22 meter diatas kota Paris. 14-bis adalah pesawat yang sudah mempunyai sayap tetap. ia menambahkan tuas agar dapat mengatur pergerakan ailerons itu sendiri. Guna ailerons disini adalah menambah keseimbangan pesawat, serta mengatur pesawat agar bisa berbelok ke kanan dan ke kiri. Berkat sistem tersebut, Alberto dapat dengan mudah mengendalikan keseimbangan pesawat 14-bis nya, yang belum terdapat pada pesawat flyer rancangan Wright Bersaudara. Pada 1911 Calbiath Rodgers terbang melintasi Amerika Serikat. Ia terbang mulai dari Sheepshead Bay, New York hingga Long Beach, California. Selama 84 penerbangan, Rodgers terjatuh setidaknya 70 kali. Ia harus mengganti hampir semua bagian pesawat sebelum akhirnya tiba di Long Beach. Sepanjang perjalanan tersebut, Thomas berada di udara selama 3 hari, 10 jam, dan 24 menit.

·         Era 1914-1918
Hampir sejak pertama kali di temukan,nya pesawat terbang, banyak negara berminat  langsung memproduksi untuk kepentingan militer. Negara pertama yang menggunakan jasa pesawat terbang untuk militer adalah Italia. Italia menggunakan pesawat terbang untuk kepentingan militer nya berupa pengintaian, pengeboman, dan penembakan melalui udara dalam perang Italia-Turki (September 1911- Oktober 1912) di Libia. radio komunikasi juga sudah di pasangkan disetiap pesawat karena merupakan hal yang vital untuk koordinasi antara pilot dengan bagian tentara darat.

·         Era 1918-1939

Periode antara masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II tercatat perkembangan teknologi aviasi yang menunjukkan kemajuan yang pesat. Di mulai dari pesawat yang bertenaga rendah tersusun atas rangka kayu sampai pesawat bermesin piston tunggal bertenaga tinggi yang tersusun dari rangka alumunium.
Charles Kingsford Smith yang pertama kali mengukir sejarah dengan terbang menyebrangi Laut Pasifik melalui jalur selatan. Penerbangan pertamanya dengan rute Oakland-Hawaii sejauh 2,400 mil ditempuh dalam waktu 27 jam 25 menit, yang dilalui tanpa masalah, bisa dibilang termasuk penerbangan yang mulus. Penerbangan selanjutnya menuju Suva, Fiji. Sejauh 3,100 mil dan memakan waktu tempuh 34 jam dan 30 menit. Disinilah ujian terberat mereka, karena harus terbang melalui badai petir yang terbentang di langit. Untungnya mereka dapat selamat sampai tujuan. Di tahun 1929 Instrument Flight atau terbang berbasis instrument mulai di kembangkan. Pertama kali ide  ini dicetuskan oleh Jimmy Doolittle. Di tahun yang sama tercatat pesawat dengan kapasitas penumpang terbanyak dibuat. Pesawat itu adalah Dornier Do X dengan wingspansepanjan 48 meter. Dalam percobaan penerbanganya tercatat membawa 169 penumpang. Pada tahun 1930 pesawat bermesin jet mulai dikembangkan oleh negara Jerman dan Inggris. Dan keduanya terus mengembangkan pesawat bermesin jet sampai akhir Perang Dunia II.

·         Perang Dunia II (1939-1945)

Perang Dunia II menjadi ajang pengembangan dan produksi besar-besaran pesawat terbang untuk kepentingan perang. Negara-negara yang berperang saling berlomba-lomba mengembangkan senjata mereka. Taktik penyerangan, strategi pengeboman jarak jauh, dan teknologi radar terus menerus di kembangkan agar dapat mengungguli musuh di medan perang. Tahun 1939 dimana pertama kalinya di terbangkan oleh Erich Warsitz pesawat jet Heinkel He 178 buatan Jerman, dan juga Me 262. Di ikuti pada Juli 1942 pesawat bomber pertama di dunia yaitu Arado Ar 234. Pesawat hasil penilitian asal Inggris turut ikut andil dalam perhelatan Perang Dunia II yaitu Gloster Master. Di era ini tidak hanya pesawat tempur saja yang di kembangkan. Melainkan helikopter juga ikut ambil bagian. Contohnya  Focke Achgelis Fa 223 pada tahun 1941 di Jerman. Dan helikopter Sikorsky R-4  pada tahun 1942 di Amerika Serikat.





·         1945-Sekarang

Setelah mas Perang Dunia II, pesawat terbang digunakan untuk kepentingan komersial yang tumbuh sangat pesat. Transportasi orang dan kargo dengan menggunakan armada-armada eks. Pesawat militer. Contohnya seperti pesawat B-29 dan Lancaster yang di konfigurasi ulang menjadi pesawat komersial. Pesawat lainnya adalah DC-3 yang dibuat lebih nyaman dan kemampuan jelajah yang lebih jauh untuk mengangkut penumpang. Pesawat komersial pertama yang di tenagai oleh mesin jet pertama adalah de Havilland Comet di Inggris. Selanjutnya di tahun 1952 BOAC (British Overseas Airways Coorporation) yang sekarang lebih dikenal sebagai British Airways menggunakan pesawat Comet sebagai penerbangan berjadwal. 
Boeing 747 atau biasa di sebut jumbo jet lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang maju pesat. Era pesawat komersil pada waktu itu. Pada waktu itu, Boeing sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi kontrak dari Tentara Amerika Serikat tetapi kalah kepada Lockheed C-5 Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta Boeing membuat sebuah pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707. Maka, pada tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai konfigurasi pesawat penumpang yang akan dinamakan Boeing 747. Di kala itu B747 merupakan pesawat penumpang yang dapat mengangkut penumpang terbanyak di dunia. B747 sendiri pun mempunyai banyak variasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Mulai dari seri 100, 200, 300, 400, SP, Dreamlifter, dan yang terakhir seri 800. Namun kini kehebatan B747 tertandingi oleh produsen pesaing nya airbus. Tanggal 20 Oktober 2007 di luncurkan Airbus A380  yang jumlah kapasitas angkutnya hampir dua kali konfigurasi B747 yakni sebanyak 800 penumpang. Memasuki abad ke 21 ini penggunaan pesawat terbang turut digunakan sebagai sarana angkut pribadi yang berinterior mewah yang biasanya dimiliki oleh para pebisnis-pebisnis kaya di seluruh dunia untuk sarana transportasi  mereka. Juga pesawat-pesawat kategori ringan untuk penggunaan pesawat latih para calon pilot. Biasanya yang umum dipakai adalah jenis pesawat Cessna C-172.






·         Empat Pesawat terbesar yang pernah diterbangkan ke angkasa.
Hughes H-4 Hercules merupakan kapal terbang terbesar yang pernah dibuat dalam sejarah umat manusia. Ini juga merupakan pesawat dengan rentang sayap terbesar yang pernah terbang. Pesawat ini dibangun pertama kali saat Perang Dunia II masih berlangsung. Pembuatan pesawat ini rampung pada 2 November 1947, dan hanya sempat terbang satu kali sebelum akhirnya pensiun. Pesawat raksasa itu dibuat oleh perusahaan Hughes Aircraft, dengan konstruksi dari bahan kayu. Huges H-4 berukuran panjang 218 kaki atau 66,65 meter, memiliki rentang sayap 319 kaki (97,54 meter), tinggi 24,18 meter, dan dapat membawa beban 180.000 kilogram (400.000 pons) sejauh 3.000 mil. Karena alasan sulitnya proses produksi, H-4 kemudian dipensiunkan, dan saat ini dipajang di Evergreen Aviation Museum di McMinnville, Oregon, Amerika Serikat. 
Antonov An-225Sementara pesawat terbesar dari ukurannya secara keseluruhan adalah Antonov An-225, pesawat angkut strategis yang dibuat oleh Antonov Design Bureau, Rusia. Awalnya An-225 didesain untuk program luar angkasa Negeri Beruang Merah. Pesawat yang mengagumkan ini memiliki panjang 84 meter (sekira 275 kaki) dan rentang sayap 88 meter (sekira 300 kaki). An-225 dapat mengangkut lebih dari 250 ton kargo dengan ketinggian 11.000 meter (36.100 kaki).
Airbus A380Sedangkan pesawat terbang penumpang terbesar di dunia adalah Airbus A380, yang mulai melayani debut penerbangan komersial pada 2007, oleh Singapore Airlines. Pesawat ini memiliki dua geladak, konstruksi badan yang lebar, dan dapat mengangkut 800 penumpang. Ia juga dapat terbang non-stop dari Boston menuju Hong Hong, atau berjarak 15.200 kilometer. A380 raksasa berukuran panjang 73 meter, memiliki rentang sayap 79,8 meter, tinggi 24,1 meter, dan dibanderol seharga USD330 juta.
Boeing 747-8Terakhir adalah Boeing 747-8 yang menjadi kompetitor utama Airbus A380. Boeing 747-8 kini menjadi pesawat terbang terberat yang dibuat perusahaan Amerika Serikat itu, baik untuk kepentingan militer maupun komersial. Boeing 747-8 mampu mengangkut beban 440.000 kilogram (970.000 pons). Pesawat ini memiliki panjang 76,8 meter, rentang sayap 68,5 meter, dan tinggi 19,6 meter. Pembuatan burung besi ini memakan biaya USD300 juta, serta dapat mengangkut 500 penumpang.



5 bandar udara di dunia

Bandar Udara Internasional Putri Juliana, Belanda 

Bandar Udara Internasional Putri Juliana (IATA: SXM, ICAO: TNCM) (atau Princess Juliana International Airport atau Bandar Udara Internasional Saint Maarten) adalah sebuah bandar udara yang berada di bagian Belanda dari pulau Saint Martin. Pada tahun 2007, bandar udara ini menangani 1,647,824 penumpang dan 103,650 pergerakan pesawat.[1] Bandar udara ini melayani sebagai sebuah penghubung untuk maskapai Windward Islands Airways dan merupakan bandar udara pusat untuk pulau-pulau sekitar yang lebih kecil (Kepulauan Leeward), termasuk Anguilla, Saba, St. Barthélemy, dan Sint Eustatius. Bandar udara ini dinamai dari nama Putri Juliana, yang mendarat di sini pada tahun 1944 sebagai putri mahkota. Di bagian Perancis dari pulau ini juga terdapat sebuah bandar udara dekat Marigot, yang bernama Aéroport de Grand Case or L'Espérance.

Sejarah
Pada tahun 1942, bandar udara ini mulanya merupakan sebuah lapangan udara militer. Ia kemudian diubah menjadi bandar udara umum pada tahun 1943. Pada tahun 1964, bandar udara ini didesain ulang dan dipindahkan, dengan sebuah bangunan terminal baru dan menara pengendali. Fasilitas tersebut kemudian ditingkatkan pada tahun 1985 dan 2001.

Modernisasi
Karena peningkatan jumlah penumpang dan perkiraan pertumbuhan jumlah penumpang pada masa dekat mendatang, Bandar Udara Internasional Putri Juliana dimodernisasi secara besar dengan mengikuti sebuah rencana induk 3 fase, dipersiapkan pada 1997.[2]
Fase pertama merupakan agenda jangka pendek yang bertujuan untuk meningkatkan fasilitas yang telah ada dan meningkatkan tingkat pelayanan di bermacam aspek. Termasuk di dalamnya pelebaran, penguatan, dan perenovasian landasan pacu, peningkatan kapasitas memuat dari taxiways, pembangunan sebuah apron baru dan peningkatan terminal. Fase I selesai pada tahun 2001.[3]
Fase kedua termasuk menangani pembangunan sebuah fasilitas radar dan sebuah menara pemandu lalu lintas udara yang baru, pembangunan sebuah terminal yang baru dan lebih modern seluas 27000 m2, yang mampu menangani 2,5 juta penumpang per tahun, dan pembangunan sebuah Runway End Safety Area (RESA) sepanjang 150 m, termasuk sebuah overrun sepanjang 60 m, pada kedua ujung dari landasan pacu, untuk memenuhi peraturan ICAO. Menara pemandu lalu lintas udara yang baru dan stasiun radar tersebut mulai beroperasi pada 29 Maret 2004, sementara terminal yang baru dibuka pada penghujung bulan Oktober 2006.[4] Terminal tersebut memiliki 4-5 jetwaysuntuk pesawat besar seperti 747.
Fase ketiga merencanakan perpanjangan dari bangunan terminal yang baru dan pembangunan sistem taxiway paralel penuh.[5] Bangunan terminal yang baru juga akan memiliki lebih banyak jetways dan pelayanan dll.

Landasan pacu dan fasilitas
Karena pendekatan ke Landasan pacu 10 berada di atas air, pilot dapat menjadi tidak terarahkan mengenai ketinggiannya saat beroperasi dengan aturan visual flight. Pemeriksaan instrumen, digabungkan dengan pengalaman dan kehati-hatian dapat mengurangi masalah yang dapat muncul. Malahan, pemberangkatan dari Landasan pacu 10 memiliki lebih banyak "kesulitan" daripada pendekatannya, dengan terdapatnya pegunungan di jalur pemberangkatan.
Pesawat yang datang mendekati pulau pada bagian terakhir dari pendekatan terakhir untuk Landasan pacu 10, mengikuti sebuah glide slope 3°, terbang rendah di atas Pantai Maho. Gambar-gambar yang berisikan pesawat yang sedang terbang rendah tersebut dipublikasikan di sejumlah majalah berita di berbagai belahan dunia pada awal tahun 2000. Pendekatan yang mengerikan dan kemudahan akses untuk mengambil gambar yang menghebohkan membuat bandar udara ini salah satu dari tempat favorit di dunia bagi para pengamat pesawat.
Walaupun dengan pendekatan yang terbilang sulit, tidak terdapat riwayat kecelakaan besar di bandar udara tersebut, walaupun ALM Penerbangan 980 kecelakaan 30 mil dari St. Croix pada 2 Mei 1970, setelah beberapa percobaan pendaratan yang tidak berhasil di bandar udara ini.
Sejak akhir tahun 2008, landasan pacu 09/27 terlah diganti dan sekarang memiliki QFU baru yaitu, 10/28.

Apron
Apron yang utama memiliki luas 72500 m2 dengan 5000 m2 lain di apron sebelah timur. Untuk menangani kargo, terdapat apron seluas 7000 m2.

Terminal
Bangunan terminal 4 lantai yang baru menawarkan ruang seluas 27000 m2. Fasilitas yang tersedia termasuk 42 meja check-in, 8 meja transit, 11 gerbang boarding. Untuk penumpang yang tiba, tersedia 10 stan imigrasi dan untuk keberangkatan tersedia 5 stan emigrasi.[8] Bangunan ini juga memiliki 40 unit kedai.


Penerbangan Pribadi
Untuk melayani pertumbuhan lalu lintas pesawat pribadi, internasional dan lokal, Bandar Udara Internasional Putri Juliana memiliki bangunan Fixed Base Operators
Menara
Sejak secara resmi dibukanya menara kendali yang baru, PJIA Air Traffic Controllers memiliki 2 sistem radar yang dapat digunakan mereka dengan jangkauan sepanjang 50 mil laut dan 250 mil laut. Pemandu lalu lintas udara bandar mengatur 4.000 mil laut persegi ruang udara di sekitar bandar. Di samping melayani pendekatan, kendali menara dan darat di bandar udara, juga melayani kendali pendekatan untuk Bandar Udara Internasional Clayton J. Lloyd (Anguilla), Bandar Udara L'Espérance (St Martin, Hindia Barat Perancis), Bandar Udara Gustaf III (Saint-Barthélemy, Hindia Barat Perancis), Bandar Udara F.D. Roosevelt (Sint Eustatius), dan Bandar Udara Juancho E. Yrausquin (Saba).

Navigasi
Bandar udara ini dilengkapi dengan VOR/DME dan NDB. Jam buka bandar udara ini adalah dari pukul 07:00 hingga pukul 21:00



Bandar Udara Lukla, Nepal
Bandar Udara Tenzing-Hillary (IATA: LUA, ICAO: VNLK), juga diketahui sebagai Bandar Udara Lukla, adalah sebuah bandar udara kecil di kota Lukla, di Khumbu, Distrik Solukhumbu, Zona Sagarmatha, Nepal Timur. Pada Januari 2008, bandar udara ini diganti namanya untuk menghormati Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay, orang pertama yang mencapai puncakGunung Everest dan juga menandakan usaha mereka dalam pembangunan bandar udara ini.[2] Daratan yang mengelilinginya, udara yang tipis, udara yang dapat berubah-ubah, dan landasan pacu yang pendek dan miring membuat pendaratan di bandar udara ini menjadi salah satu pendaratan yang paling menantang di dunia. Program History Channel, Most Extreme Airportsmenempatkannya sebagai bandar udara "paling ekstrem" di dunia.
Bandar udara ini populer karena Lukla merupakan tempat di mana banyak orang memulai pendakian mereka ke Gunung Everest. Terdapat penerbangan harian antara Lukla dan Kathmandu selama jam siang dengan cuaca yang bagus. Walaupun jarak penerbangannya pendek, biasanya terjadi hujan di Lukla sementara matahari bersinar cerah di Kathmandu. Angin yang kencang, awan yang menutupi, dan jarak pandang yang berubah-ubah sering membuat penerbangan ditunda atau bandar udara ditutup. Bandar udara ini dilindungi dengan pagar rangkaian rantai dan dijaga oleh polisi bersenjata Nepal atau polisi sipil sepanjang waktu

Fasilitas
Landasan pacu aspal bandar udara hanya dapat diakses oleh helikopter dan pesawat STOL (small fixed-wing short-takeoff-and-landing) seperti De Havilland Canada DHC-6 Twin Otter atau Dornier Do 228. Landasan pacu tunggalnya memiliki panjang 1,500 feet (460 m), lebar 65 feet (20 m), dan memiliki gradien 12%. Ketinggian dari bandar udara ini adalah 9,100 feet (2,800 m). Kapal udara menggunakan landasan pacu 06 hanya untuk mendarat dan landasan pacu 24 untuk lepas landas. Karena topografinya, tidak ada kemungkinan berputar-putar untuk mencoba mendarat. Daratan yang tinggi tepat setelah ujung utara dari landasan pacu dan sebuah turunan yang curam sebesar sekitar 2,000 feet (610 m) di ujung selatan landasan pacu ke lembah di bawahnya.Terdapat 4 pangkalan apron dan 1 helipad berlokasi 450 feet (140 m) dari menara kendali. Tidak ada bimbingan pendaratan tersedia dan satu-satunya layanan lalu lintas udara adalah sebuah Layanan Informasi Penerbangan Lapangan Terbang (Aerodrome Flight Information Service [AFIS])



Maskapai
Tujuan
Kathmandu 
Kathmandu
Kathmandu, Kangel Danda, Lamidanda, Phaplu, Rumjatar [5]
Kathmandu 
Kathmandu




Bandar Udara Gibraltar

Bandar Udara Gibraltar atau Bandar Udara North Front (Gibraltar Airport atau North Front Airport) (IATA:GIB, ICAO:LXGB) adalah bandar udara sipil yang melayani Wilayah seberang laut Britania, Gibraltar. Bandar udara ini dimiliki oleh Kementrian Pertahanan Britania Raya. Operator sipil menggunakan bandar udara ini; saat ini hanya penerbangan terjadwal beroperasi ke Britania Raya. Penumpang berangkat dan tiba melewati terminal sipil.
Pada tahun 2004 bandar udara ini menangani 314,375 penumpang dan 380 ton kargo. Bandar udara Gibraltar adalah salah satu dari sedikit Bandar Udara Kelas A di dunia. Jalan Winston Churchill (jalan utamanya berhadapan dengan perbatasan Spanyol) berpotongan dengan jalur landasan bandar udara ini, sehingga lalu lintas jalan harus dihalangi setiap ada akan pesawat yang mendarat atau terbang. Program Most Extreme Airports dari History Channel menempatkannya sebagai bandar udara paling berbahaya di dunia di tempat kelima dan paling berbahaya di Eropa.
Monarch Airlines adalah maskapai terbesar di Bandar Udara Gibraltar. Maskapai itu saat ini mengoperasikan 6 penerbangan mingguan ke Bandar Udara London Luton dan 5 penerbangan mingguan ke Bandar Udara Manchester; mengoperasikan 8 di musim panas. Kedua rute dioperasikan dengan Airbus A320-200. EasyJet saat ini terbang ke Bandar Udara London Gatwick dengan 7 penerbangan mingguan dan ke Bandar Udara Liverpool 3 kali seminggu. Kedua rute dioperasikan dengan Airbus A319-200.British Airways juga terbang 7 kali seminggu ke Gibraltar dari Bandar Udara London Heathrow dioperasikan dengan Airbus A320-200. Bmibaby juga akan mulai melaksanakan penerbangan ke Bandar Udara East Midlands pada Maret 2012 dan akan dioperasikan dengan Boeing 737-300.
Walaupun terletak di Gibraltar, bandar udara ini juga digunakan oleh masyarakat dari/menuju wilayah Spanyol yang berdekatan seperti Costa del Sol atau Campo de Gibraltar

Sejarah
Bandar udara ini dibangun pada Perang Dunia II atas race course wilayah ini (diberitahukan oleh Malta), saat Gibraltar merupakan sebuah markas angkatan laut yang penting untuk Britania. Dibuka pada tahun 1939, bandar udara ini tadinya hanya merupakan lapangan udara darurat untuk Armada Udara Angkatan Laut Kerajaan. Bagaimanapun, setelahnya jalur landasannya dipanjangkan dengan mereklamasi beberapa daratan dari Teluk Gibraltar menggunakan batu yang diledakkan dari Batu Gibraltar sambil melakukan pekerjaan pada terowongan militer. Perpanjangan besar terakhir dari jalur landasan ini memungkinkan kapal udara yang lebih besar untuk mendarat di Gibraltar.
Persengketaan antara Spanyol dan Britania Raya atas wilayah di mana bandar udara ini berdiri (berbeda dengan persengketaan Gibraltar itu sendiri) yang berlanjut telah berdampak serius terhadap pengoperasian bandar udara ini. Pada 2 Desember 1987, sebuah persetujuan ditandatangani oleh pemerintah Britania Raya dan Spanyol untuk memungkinkan bandar udara ini digunakan untuk keperluan sipil. Persetujuan ini mencanangkan pembangunan sebuah terminal baru di kota tetangga milik Spanyol, La Línea de la Concepción berdekatan dengan sisi utara dari batas yang telah ada. Bagaimanapun, persetujuan tersebut dihalangi oleh Pemerintah Gibraltar, dipimpin sejak 1988 olehJoe Bossano. Akibatnya, persetujuan itu tidak pernah diterapkan.
Sejak itu, Spanyol berhasil mengeluarkan Gibraltar dari inisiatif lebar deregulasi Eropa, mencegah hubungan langsung dari Gibraltar ke negara Uni Eropa lainnya (kecuali Britania Raya), di tempat itu yang tidak memiliki peraturan yang entah bagaimana mengakui kedaulatan Britania Raya atas isthmus may be implemented without a previous agreement on the airport.
Pada penghujung tahun 2005 dan tahun awal 2006, penerapan dari sebuah persetujuan baru merupakan sebuah topik utama dari Forum Trilateral Gibraltar yang diikuti oleh Pemerintah Gibraltar, Spanyol, dan Britania Raya. Hasilnya, Persetujuan Córdoba ditandatangani pada 18 September 2006 oleh seluruh pihak. Hal ini menyelesaikan semua pelarangan diskriminatif pada penerbangan sipil ke Bandar Udara Gibraltar, termasuk pelarangan penerbangan di atas tanah Spanyol, dan penghindaran Gibraltar dari semua persetujuan Uni Eropa di angkutan udara, memungkinkan penerbangan sipil dari semua negara ke Bandar Udara Gibraltar Airport.[3]
Pada 17 November 2006, Iberia Airlines mengumumkan bahwa mereka akan memulai penerbangan dari Madrid ke Gibraltar menggunakan pesawat Airbus A319. Hal ini merupakan pergerakan penting karena tidak ada maskapai Spanyol yang pernah terbang ke Gibraltar sejak 1979, karena status persengketaannya. Iberia memulai penerbangan ke Bandar Udara Gibraltar pada 16 Desember 2006 dengan sebuah penerbangan dari Madrid yang mengikutsertakan beberapa pejabat Pemerintah Spanyol.
Pada 12 September 2008, Monarch kembali melayani penerbangan dari Gibraltar ke Bandar Udara Manchester. Monarch menghentikan rutenya tersebut pada 19 Juli 2006 karena alasan biaya, namun telah memutuskan untuk mengembalikannya. Rute tersebut akan beroperasi 3 kali seminggu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat (tidak 4 kali seminggu seperti yang lama sebelum ia dihentikan). Rute tersebut juga beroperasi pada hari Kamis dan Ahad di musim panas.
Pada 22 September 2008, Iberia mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerbangannya ke Madrid mulai 28 September karena "alasan ekonomi", yaitu, sepinya permintaan. Hal ini membuat Gibraltar, sekali lagi, tidak memiliki hubungan udara dengan Spanyol.[4]
Pada April 2009, Ándalus Líneas Aéreas mengembalikan hubungan udara Gibraltar dengan ibukota Spanyol .[5] Pada Juli 2009, Ándalus juga memulai jadwal penerbangan keBarcelona, menambahkan tujuan di Spanyol menjadi 2.[6] Bagaimanapun, maskapai tersebut menghentikan pelayanannya di rute ini pada September 2009 karena sepinya permintaan.[7] Pada April 2010, telah dikonfirmasi bahwa penerbangan Ándalus ke dan dari Gibraltar telah ditutup secara permanen.[8] Dan sekali lagi, Gibraltar tidak memiliki hubungan udara ke Spanyol. Ándalus Líneas Aéreas berhenti beroperasi pada 13 Agustus 2010.
Pada Desember 2010, EasyJet mengumumkan bahwa sebuah rute baru yakni Gibraltar ke Liverpool. Hal ini merupakan kali pertama di mana sebuah maskapai mengoperasikan sebua penerbangan dari Liverpool ke Gibraltar. Rute tersebut akan beroperasi pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, kemungkinan untuk mengurangi penundaan di banda udara dan bentrok dengan penerbangan Monarch ke Manchester.
Pada 18 Mei 2011, Bmibaby mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan penerbangan dari Gibraltar ke East Midlands mulai 31 Maret 2012. Hal ini merupakan kali pertama sebuah maskapai mengoperasikan sebuah penerbangan dari East Midlands ke Gibraltar. Rute ini akan beroperasi pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dan akan dioperasikan dengan Boeing 737-300.

Terminal
Ada satu terminal di Bandara Internasional Gibraltar. Penerbangan keberangkatan dipindahkan ke terminal baru pada 26 September 2012 ketika terminal lama ditutup pada 25 September 2012.
Terminal lama dibangun pada 1959 dan diperbaharui pada akhir 1990an. Selama bertahun-tahun terminal ini sudah terlalu kecil untuk menampung jutaan penumpang. Luas terminal adalah 20,000 m2 (220,000 sq ft) memiliki 10 meja check in, sebuah tempat pengambilan bagasi, sebuah gerbang keamanan, 2 gerbang keberangkatan. Gerbang keberangkatan kemudian memungkinkan penumpang untuk naik bus yang membawa mereka ke salah satu tribun baru. Pada 26 November 2011, gerbang kedatangan ditutup dan dipindahkan ke terminal baru sebagai tahap pertama pembukaan terminal baru.
Terminal baru didirikan untuk mengatasi jumlah penumpang di Bandara Internasional Gibraltar yang sudah melebihi kapasitas.








Maskapai
Tujuan
London-Heathrow
London-Gatwick
London-Luton, Manchester, Birmingham
Marrakech














Bandar Udara Internasional Kansai, Jepang

Bandar Udara Internasional Kansai (関西国際空港 Kansai Kokusai Kūkō?) (IATA: KIX, ICAO: RJBB), adalah sebuah bandarainternasional yang terletak di sebuah pulau di tengah-tengah Teluk Osaka, jauh dari pantai distrik Sennan di Osaka, Jepang. Bandara ini disebut juga sebagai Osaka Airport dalam bahasa Inggris, dan sebagai 関空 (Kankū) dalam bahasa Jepang (jangan dibingungkan dengan bandara lain bernama Bandar Udara Internasional Osaka yang terletak lebih dekat dengan kota Osaka).
Selama tahun 2004, KIX telah melayani 102.862 pergerakan pesawat, yang 72.096 di antaranya adalah penerbangan internasional, dan 30.766 lainnya adalah penerbangan domestik. Jumlah penumpang yang bepergian melalui Kansai sebanyak 15.340.975 penumpang, yang 11.162.533 di antaranya merupakan penumpang internasional, dan 4.178.422 merupakan penumpang domestik

Sejarah
Pada tahun 1960, ketika daerah Kansai dengan cepat kehilangan perdagangan ke Tokyo, perencana mengusulkan bandara baru dekat Kobe dan Osaka. Bandara Internasional Osaka, terletak di berpenduduk padat pinggiran kota Itami dan Toyonaka, dikelilingi oleh bangunan, tetapi tidak bisa diperluas, dan beberapa negara tetangga telah mengajukan keluhan karena masalah polusi suara.

Setelah protes di sekitar Bandara Internasional New Tokyo (sekarang Bandara Internasional Narita), yang dibangun dengan tanah diambil alih di bagian pedesaan di Prefektur Chiba, perencana memutuskan untuk membangun bandara lepas pantai. Bandara baru merupakan bagian dari sejumlah perkembangan baru untuk merevitalisasi Osaka, yang telah kehilangan tanah ekonomi dan budaya ke Tokyo hampir sepanjang abad ini.

Awalnya, bandara direncanakan akan dibangun di dekat Kobe, tetapi kota Kobe menolak rencana tersebut, sehingga bandara tersebut dipindahkan ke lokasi yang lebih selatan di Osaka Bay. Ada, bisa buka 24 jam per hari, tidak seperti pendahulunya di kota.

Konstruksi
Sebuah pulau buatan manusia, panjangnya 4 km (2,5 mil) dan 2,5 km (1,6 mil) luas, diusulkan. Insinyur yang diperlukan untuk mengatasi risiko gempa bumi dan topan yang sangat tinggi (dengan badai hingga 3 m (10 kaki)).
Konstruksi dimulai pada 1987. Dinding laut selesai pada tahun 1989 (yang terbuat dari batu dan 48.000 blok beton tetrahedral). Tiga gunung yang digali untuk 21.000.000 m3 (27.000.000 cu yd) dari TPA. 10.000 pekerja dan 10 juta jam kerja selama tiga tahun, menggunakan delapan puluh kapal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 30 meter (98 kaki) lapisan tanah atas dasar laut dan di dalam dinding laut. Pada tahun 1990, sebuah jembatan tiga kilometer selesai dibangun untuk menghubungkan pulau ke daratan di Desa Rinku, dengan biaya sebesar $ 1 miliar. Selesai dari pulau buatan peningkatan bidang Prefektur Osaka hanya cukup untuk memindahkannya terakhir ukuran Prefektur Kagawa (meninggalkan Kagawa sebagai terkecil oleh daerah di Jepang).
Dengan penawaran dan konstruksi bandara merupakan sumber perdagangan internasional gesekan pada akhir 1980-an dan 1990-an. Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone merespon kekhawatiran Amerika, terutama dari Senator Frank Murkowski, tawaran yang akan dipakai untuk kepentingan perusahaan Jepang dengan menyediakan kantor khusus untuk calon kontraktor internasional, [1] yang pada akhirnya tidak sedikit untuk memudahkan partisipasi dari kontraktor asing di proses tender. [2] Kemudian,. maskapai penerbangan asing mengeluhkan bahwa dua pertiga dari keberangkatan ruang aula counter telah dialokasikan ke operator Jepang, ditujukan untuk gerbong penumpang yang sebenarnya melalui bandara.[3]

Pulau ini telah diprediksi untuk secara bertahap tenggelam sebagai berat dari bahan yang digunakan untuk pembangunan akan menyebabkan itu untuk kompres. Namun, pada saat ini, pulau itu tenggelam 8 m (26 kaki), jauh lebih dari yang diperkirakan. Proyek ini kemudian menjadi sipil paling mahal karya proyek dalam sejarah modern setelah dua puluh tahun perencanaan, tiga tahun konstruksi dan beberapa miliar dolar investasi. Banyak dari apa yang dipelajari masuk ke pulau-pulau buatan berhasil dalam lumpur deposit untuk Bandara Baru Kitakyushu, Bandara Kobe , dan Bandara Internasional Chubu Centrair . Pelajaran dari Bandara Kansai juga diterapkan dalam pembangunan Bandara Internasional Hong Kong.
[4]
Pada tahun 1991, terminal konstruksi dimulai. Untuk mengimbangi tenggelamnya pulau, adjustable kolom yang dirancang untuk mendukung bangunan terminal. Ini dapat diperpanjang dengan memasukkan pelat logam tebal di pangkalan mereka. Pejabat pemerintah diusulkan mengurangi panjang terminal untuk memotong biaya, tetapi arsitek Renzo Piano tetap bersikeras pada terminal panjang lebar penuh yang direncanakan.[5] Bandara ini dibuka pada tahun 1994.
Pada tanggal 17 Januari 1995, Jepang telah terkena gempa Kobe, yang pusat gempa berada sekitar 20 km (12 mil) dari KIX dan menewaskan 6434 orang di pulau utama Jepang Honshu. Karena rekayasa gempa, bandara muncul tanpa cedera, sebagian besar karena penggunaan sendi geser. Bahkan di kaca jendela tetap utuh. Kemudian, pada tahun 1998, bandara selamat dari topan dengan kecepatan angin hingga 200 km / jam (120 mph).

Pada tanggal 19 April 2001, bandara adalah salah satu dari sepuluh struktur diberi "Rekayasa Sipil Monumen dari Milenium" penghargaan oleh American Society of Civil Engineers.
[6]
Total biaya Kansai Airport sejauh ini adalah $ 20 miliar. Ini termasuk reklamasi tanah, dua landasan pacu, terminal dan fasilitas. Sebagian besar biaya tambahan pada awalnya karena pulau tenggelam, diharapkan disebabkan tanah lunak dari Osaka Bay. Setelah konstruksi tingkat tenggelamnya dianggap begitu parah bandara yang telah banyak dikritik sebagai bencana rekayasa geoteknik. Tingkat tenggelam sejak jatuh dari 50 cm (20 in) selama 1994 sampai 7 cm (2,8 in) pada tahun 2008

Operasi

Dibuka pada tanggal 4 September 1994, bandara berfungsi sebagai hub untuk beberapa maskapai seperti All Nippon Airways, Japan Airlines, dan Nippon Cargo Airlines. Ini adalah pintu gerbang internasional untuk Jepang Kansai wilayah, yang berisi kota besar di Kyoto, Kobe, dan Osaka. Kansai penerbangan domestik Lain terbang dari yang lebih tua tapi lebih berlokasi Bandara Internasional Osaka di Itami, atau dari Bandara Kobe yang baru.

Bandara ini telah dililit utang, kehilangan $ 560 juta minat setiap tahun. Maskapai penerbangan telah dijauhkan oleh biaya pendaratan tinggi (sekitar $ 7.500 bagi sebuah Boeing 747), yang paling mahal kedua di dunia setelah Narita. Pada tahun-tahun awal operasi bandara, terminal berlebihan sewa dan utilitas tagihan untuk-situs konsesi juga melaju biaya awal operasi: beberapa perkiraan sebelum membuka menyatakan bahwa secangkir kopi harus memakan biaya US $ 10.[8] Pemilik usaha Osaka menekan pemerintah untuk mengambil beban yang lebih besar dari biaya konstruksi untuk menjaga bandara menarik untuk penumpang dan maskapai penerbangan.[9] Saat ini, setelah diskon besar, jumlah penerbangan meningkat.
Pada tanggal 17 Februari 2005, Bandara Internasional Chubu Centrair dibuka di Nagoya, di timur Osaka. Pembukaan bandara itu diharapkan dapat meningkatkan persaingan antara bandara internasional Jepang. Meskipun demikian, total penumpang naik 11% pada 2005 dibandingkan 2004, dan penumpang internasional meningkat menjadi 3,06 juta pada tahun 2006, naik 10% dari tahun 2005. Menambahkan untuk kompetisi ini adalah pembukaan Kobe Bandara, kurang dari Templat:Mengkonversi , pada tahun 2006 dan perpanjangan landasan pacu di Tokushima Airport di Shikoku pada tahun 2007.
Alasan utama di balik ekspansi adalah untuk bersaing dengan Bandara Internasional Incheon dan Bandara Internasional Hong Kong sebagai pintu gerbang ke Asia, sebagaiTokyo bandara daerah yang sangat padat. Namun, dengan tren regional di langit terbuka perjanjian ditandatangani, sangat mungkin bahwa semua bandara dapat melihat peningkatan lalu lintas.
Kansai telah dipasarkan sebagai alternatif Bandara Narita bagi wisatawan internasional dari Wilayah Tokyo Raya . Dengan terbang ke Kansai dari Bandara Internasional Tokyo | Bandara Haneda]] dan menghubungkan ke penerbangan internasional di sana, wisatawan dapat menghemat waktu tambahan yang dibutuhkan untuk sampai ke Narita: sampai satu setengah jam untuk banyak penduduk [[Prefektur Kanagawa] ] dan selatan Tokyo. Karena sifat waktu terbatas baru Haneda yang jarak jauh slot internasional ini akan tetap menjadi pilihan yang layak bagi wisatawan siang hari.

Terminal
KIX memiliki sebuah terminal bertingkat 4 yang dirancang oleh Renzo Piano Building Workshop (Renzo Piano dan Noriaki Okabe). Bangunan tersebut merupakan terminal bandara terpanjang di dunia, yang panjangnya mencapai 1,7 km: sebuah ban berjalan memindahkan penumpang dari satu ujung terminal menuju ujung yang lain.

Bandar Udara Nggurah Rai, Indonesia

Bandar Udara Internasional Ngurah Rai adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Kode IATA-nya adalah DPS, sedangkan Kode ICAO-nya WADD (dahulu WRRR). Bandara Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk ketiga di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Juanda. Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia dari Bali.

Sejarah
Bandar Udara Ngurah Rai dibangun tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum).  Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 M dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan udara Tuban. Tahun 1935 sudah dilengkapi dengan peralatan telegraph dan  KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali, yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.
Tahun 1942 Airstip South Bali dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya 1942-1947, airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu menjadi 1200 meter dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.[1]
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu kea rah barat yang semula 1200 meter menjadi 2700 meter dengan overrun 2 x 100 meter. Proyek yang berlangsung dari tahun 1963-1969 diberi nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Proses reklamasi pantai sejauh 1500 meter dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan.
Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Airport Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975 sampai dengan 1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestik, sedangkan terminal domestik yang lama digunakan sebagai gedung kargo, usaha jasa katering, dan gedung serba guna.[1]
Proyek FBUKP tahap I (1990 – 1992)  meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan garbarata (aviobridge), perpanjangan landas pacu menjadi 3000 meter, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.
Proyek FBUKP tahap II (1998-2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 Ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestik. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang

Terminal
Bandara ini memiliki satu terminal domestik dan satu terminal internasional.
Saat ini, terminal domestik menempati area terminal internasional lama. Terminal domestik keberangkatan memiliki 8 gerbang, gerbang 1A, 1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Terminal domestik kedatangan memiliki 4 pengambilan bagasi
Terminal internasional sudah selesai direnovasi. Untuk keberangkatan berada di lantai 3 dan kedatangan ada di lantai 1. Terminal internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang. Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9A, dan 9B berada di lantai 3 dan gerbang 10, 11, dan 12 ada di lantai 1. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi garbarata (aviobridge). Terminal internasional kedatangan memiliki 7 pengambilan bagasi.[2] Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VOA) dan imigrasi serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.

Transportasi Darat
Angkutan kota yang dikenal juga dengan angkot (di Bali lebih dikenal dengan sebutan "Bemo" walaupun tidak beroda tiga) tersedia setiap saat menuju ke terminal umum. Angkot merupakan alternatif transportasi paling ekonomis.
Taksi (Airport Taxi Service) tersedia dengan membeli tiket sebelum keluar dari terminal baik di domestik maupun internasional. Selain taksi resmi bandara, taksi lain dilarang beroperasi membawa penumpang keluar dari bandara. Namun, semua taksi boleh mengantar penumpang ke bandara.
Bandara ini juga menyediakan sewa mobil dari operator lokal dan internasional, meliputi: TRAC, Avis, Thrifty, dan Hertz.