Monday 9 November 2015

MAKALAH KENAKALAN REMAJA



KENAKALAN REMAJA
DITINJAU DARI IMAN KRISTEN
-----------------------------------------------------------------------
A.      DEFINISI
Konsep tentang “remaja” sebenarnya bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan berasal dari ilmu ilmu social seperti Pskologi, Sosiologi, Biologi, dll. Konsep ini muncul ketika terjadi era Industrialisasi di Amerika Serikat dan Eropa dan menjadi pusat perhatian bidang social. Tidak mengherankan jika undang undang tidak mengenal istilah Remaja. Misalnya perdata, memberikan batas usia 21 tahun atau kurang asalkan sudah menikah untuk menyatakan kedewasaan seseorang (Pasal 330 KUHP). Pidana memberikan batasan 16 tahun sebagai usia dewasa. Anak anak dibawah usia tersebut masih menjadi tanggung jawab orang tua dan jika melanggar hukum (misalnya mencuri) belum disebut kriminal melainkan “kenakalan”. UU lalu lintas menetapkan usia 17 tahun untuk SIM A dan C. Demikian juga dengan pemilu 17 tahun adalah usia dewasa berhak memilih atau sudah menikah. Nampaknya hanya undang undang perkawinan saja yang sesuai dengan Gereja HKBP menjadi batasan remaja yaitu UU no, 1/1974 menyatakan usia dewasa bagi wanita adalah 16 tahun dan laki-laki 19 tahun (RPP HKBP Pasal Iv bagian 1a. Molo naeng mamungka pardongan saripeon ingkon tuk do umur ni baoai 19 taon jala boru boru 16 taon).
            Beberapa ahli mendefinisikan Masa remaja adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial. Remaja awal (13-14 thn) Remaja Tengah (15-17 Thn) Remaja akhir (18-21 Thn). Istilah “Remaja” berasal dari bahasa latin “Adolescere” Menuju kematangan mental,emosi,social,dan fisik. Secara psikologi masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkat yang sama. Presepsi umum tentang remaja merupakan kelompok yang biasanya tidak berada dengan kelompok manusia yang lain, ada yang berpendapat bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi berdasarakan catatan sejarah remaja Indonesia yang penuh vitalitas, semangat patriotisme yang menjadi harapan penerus bangsa Perlu dilakukan pembinaan remaja oleh orang tua dan guru harus memahami kejiwaan dan dunia mereka. Bila tidak akan menimbulkan efek yang tidak diharapkan.
            Secara fisik remaja mengalami perkembangan yang ditandai beberapa hal misalnya masa pubertas (alat kelamin memperoleh bentuk sempurna, mimpi basah), pada lakilaki mulai tumbuh kumis dan jenggot, sedangkan perempuan dibagian bagian tertentu mengalami perubahan bentuk dan mengalami haid. Tentu saja hal hal tersebut menjadi masa yang sangat menentukan bagi seorang remaja. Tahap perubahan tersebut adalah :
  1. Pembebasan kehendak dari kekuatan yang selama ini mendominasinya misalnya lingkungan, orang tua, guru.
  2. Pemilahan kepribadian (division in personality). Dalam tahap ini terjadi perpecahan antara kehendak (will) dengan contra kehendak(counter will). Terjadilah perjuangan moral melawan dorongan dorongan kreatif(mengatur, mencipta). Akibat konflik ini bisa menimbulkan perasaan bersalah, menyesal, dan menyalahkan diri sendiri. Tetapi kalau remaja mampu mengatasi tahap ini maka ia akan menjadi remaja yang produktif dan kreatif.
  3. Mencari makna dari nilai nilai. Pada tahap ini remaja akan mencari makna dari petuah, nasehat, norma, bahkan adapt istiadat sehingga terjadi semacam proses konflikmisalnya percaya melawan tidak percaya, rasa malu dan keraguan versus percaya diri, identitas versus kekaburan peran dan lain lain.
Jika ketiga hal diatas berjalan kearah yang salah maka remaja akan kehilangan identitas diri dan terjerumus kepenilaian yang salah. Inilah yang dinamakan “kenakalan remaja”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kenakalan dengan kata dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut. Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu ketenangan orang lain ; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat. Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang". Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.




B.      FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA
1. Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua.
Kasih Sayang orang tua merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan remaja karena dukungan orang tualah yang bisa membuat remaja termotivasi untuk berusaha dan untuk berprestasi tetapi jika orang tua sibuk dengan urusan mereka sendiri dan tidak mempedulikan remaja tersebut, ia akan menjadi anak yang kurang kasih sayang dan ia akan mencari kesenangan sendiri yang bisa membuat dia tenang dan tidak memikirkan masalah dirumah, paling banyak kasus dari kenakalan remaja ini Indonesia adalah mereka yang berasal dari golongan atas/ anak dari orang tua yang berlebihan dalam materi, orang tua yang sibuk dengan segala urusan bisnis membuat anaknya terlantar dan hanya diurusi oleh pembantu.
2. Pergaulan Dengan Teman Yang Tidak Sebaya.
Akibat dari kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari orang tua anak akan mencari kesenangan di luar dan mereka akan bergaul bebas dengan siapa saja yang mereka inginkan dan terkadang mereka mencari teman yang tidak sebaya. Yang lebih dewasa dari mereka karena mereka merasa dilindungi sehingga mereka mencari teman-teman yang lebih dewasa dari mereka. Dengan begitu mereka akan terpengaruh dangan apa yang dilakukan orang dewasa.
3. Peran Dari Perkembangan Iptek Yang Berdampak Negatif
Perkembangan iptek memang sangat baik dan penting bagi perkembangan ilmu pengetehuan dan informasi para remaja, namun saat ini remaja justru salah mempergunakan kecanggihan teknologi tersebut, dan mereka menyelewengkan fungsi teknologi yang sebenarnya.
4. Tidak Adanya Bimbingan Kepribadian Dari Sekolah.
Peran guru di sekolah juga sangat berpengaruh pada sikap dan tingkah laku seorang remaja. Terkadang guru di sekolah lebih lebih mementingkan intelegensi pelajar dari pada pembinaan terhadap mental dan sikap mereka dan hal ini juga akan berepengaruh pada tingkah laku mereka ada masa depan, karena guru juga sangat bertanggung jawab atas murid atau pelajar yang mereka didik.
5. Dasar-Dasar Agama Yang Kurang.
Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah terkadang kurang memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan sembarangan.


6. Tidak Adanya Media Penyalur Bakat Dan Hobinya
Masa remaja merupakan masa dimana mereka mulai menyalurkan berbagai bakat dan potensi yang mereka miliki dan terkadang media atau tempat untuk mereka menyalurkan bakat mereka,tidak tersedia dan akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari kesenangan sendiri dan lebih suka hura-hura daripada duduk tenang dirumah atau belajar.
7. Kebebasan Yang Berlebihan
Ada orang tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola asuh yang demokratis yang berlebihan sehingga anak menjadi yang keras kepala dan sering memaksakan kehendaknya kepada orang tua dan pola asuh seperti ni akan berakibat buruk pada anak.
8. Masalah Yang Dipendam
Masa remaja sering penuh dengan berbagai problem,terkadang remaja tidak terbuka pada orang tua, sehingga merek merasa bahwa mereka mampu mengatasi masalah itu sendiri.ternyata mereka tidak sanggup. Contoh masalah berpacaran,ketika remaja putus cinta terkadang mereka tidak mau menceritakan hal ini kepada orang tua tetapi yang mereka lakukan adalah memendam dan akhirnya mereka sendiri yang depresi dan akhirnya lari ke hal-hal yang tidak baik.mabuk-mabukan merokok,dl.


C.       Berbagai Jenis kenakalan Remaja
Jenis jenis kenakalan remaja bisa berbeda beda tergantung situasi dan kondisi kemasyarakatan. Di daerah perkotaan misalnya kenakalan remaja permasalahan ini bisa lebih kompleks yang bisa meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat meskipun tidak menutup kemungkinan juga terjadi di daerah pedesaan karena kemajuan iptek, media dan industrialisasi jaman sekarang ini. Jenis jenis kenakalan remaja tersebut adalah :
    1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik. Perkelahian (tawuran antar sekolah/kelompok, genk, kampung), pemerkosaan, perampokan, pembunuhan.
    2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi misalnya Pengrusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dll.
    3. Kenakalan social. Misalnya, pelacuran remaja, seks bebas, pornografi, cakap kotor, penghinaan, ugal-ugalan, dll.
    4. Kenakalan melawan status. Membolos, bermalasmalasan, ingkar janji
    5. Penyalahgunaan Narkotika, dan obat obat terlarang, alkoholisme (mabukmabukan), dan merokok.
Secara khusus di Kabupaten Aceh Tenggara berbagai jenis kenakalan remaja ini sudah terjadi karena itu perlu perhatian khusus bagaimana menanggulangi kenakalan remaja ini supaya tidak menjadi pola hidup remaja terutama remaja jemaat HKBP.
D.      PENANGGULANGAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA
Diatas penulis sudah menjelaskan sedikit tentang kenakalan remaja dan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja tersebut. Dan disini penulis akan membahas tentang bagaimana menanggulangi kenakalan remaja.
1. ORANG TUA
Dalam hal pembinaan terhadap remaja, orang tua seharusnya yang berperan aktif dalam memberikan motivasi bagi anak remaja,dan masalah kenakalan remaja juga sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan orang tua bagi anak. Dan hal ini harus sudah di mulai sejak dini mungkin sehingga ketika anak memasuki masa remaja mereka tidak salah dalam pergaulan dan mereka menjadi anak yang penurut dan taat kepada orang tua. Karena hal ini sangat berpengaruh dengan pola asuh maka di sini penulis juga memberikan beberapa contoh pola;
- Pola Asuh Otoriter
Pola asuh seperti ini adalah pola asuh yang salah, karena anak akan selalu berada dibawah kekuasaan orang tua,karena orang tualah yang berkuasa dan anak hanya bisa mengikuti semua aturan dan tidak boleh membantah, pola asuh seperti ini membuat anak menjadi seorang anak yang penakut dan tidak bisa bertanggung jawab terhadap pribadi sendiri, karena anak akan beranggapan bahwa semuanya biarlah orang tua yang mengaturnya, anak tidak mandiri dalam membuat sebuah keputusan kelak nanti, mental anak akan menjadi seorang yang anak yang tidak percaya diri dan tidak berani menghadapi tantangan hidup. Pola asuh seperti ini juga terkadang ada yang bersifat kekerasan,dan hal ini yang akan lebih berbahaya, karena anak akan menjadi berwatak keras dan susah diatur,dan ada juga yang menyimpan akar pahit kepada orang tua.
- Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang dimana anak yang akan selalu menjadi mendominasi setiap pengambilan keputusan dan orang tua hanya bisa mengikuti setiap apa yang diinginkan anak, hal ini terjadi karena orang tua biasanya terlalu berlebihan dalam memanjakan anak dan jika ini yang dilakukan oleh orang tua, maka anak akan menjadi anak yang bebas, karena apapun yang ia lakukan pasti akan disetujui oleh orang tua, dan jika hal ini tidak segera dirubah maka anak akan menindas orang tuanya sendiri.
- Pola Asuh Demokratis
Pola asuh ini lebih menitik beratkan pada sebuah kebebasan,tetapi kebebasan yang bersyarat, artinya setiap hal yang ingin di lakukan oleh anak akan dipertimbangkan oleh orang tua dan dalam hal ini biasanya antara orang tua dan anak menjalin kerja sama yang baik dalam membuat sebuah keputusan, sehingga tidak ada satu pihak yang di rugikan atau satu pihak yang akan mendapat keuntungan, jika pola asuh seprti ini yang diterapkan anak akan menjadi anak yang bijaksana dalam membuat satu keputusan, dia akan belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan juga masukan dari orang yang lebih dewasa daripada dia. Anak akan tumbuh menjadi seorang anak yang taat dan juga patuh pada orang tua, dan patuh pada setiap aturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan jika anak yang diasuh dengan pola asuh seprti ini membuat satu kenakalan, sangat mudah diatasi.
Setelah kita melihat beberapa pola asuh diatas, yang harus dan perlu diperhatikan dalam setiap sistem pola asuh dan setiap tindakan orang tua terhadap anak harus berpedoman pada firman Tuhan agar tidak salah arah dan akan selalu berjalan sesui dengan koridornya,pola asuh sangat penting dan sangat bermanfat bagi pendidikan anak dalam keluarga, jadi dari penjelasan diatas kita dapat mengatakan bahwa untuk menangulangi kenakalan remaja yang perlu kita lakukan adalah merubah pola asuh yang salah selama ini. Ganti dengan pola asuh yang baik dan sesuai dengan Alkitab agar anak bertumbuh menjadi anak yang patuh dan taat.
Selain pola asuh yang sudah kita tahu, yang perlu kita prhatikan juga adalah tentang keadaan keluarga, apakah kelurga itu sedang dalam keadaan brokenhome, atau saja orang tua lebih mementingkan diri sendiri dan segala urusan diluar daripada rumah tangga dan pengasuhan anak ditugaskan kepada pembantu,perhatian dan kasih sayang sangat penting bagi pertumbuhan kejiwaan, kerohanian dan intelektual anak, jadi disini para orang tua harus bisa lebih jeli dalam memperhatikan hal ini agar. Anak bisa di didik dengan baik, dalam hal ini kesadaran orang tua akan tanggung jawabnya yang akan membuat semuanya berjalan dengan baik.selain itu pendidikan seks dalam keluarga juga perlu ditanamkan sejak dini mungkin agar anak tahu tentang seks itu dan batasan dalam pergaulan, agar anak tidak salah melangkah dan terlibat dalm pergaulan bebas dan seks pranikah yang selama ini sangat marak terjadi dikalangan remaja
      Keluarga pertama yang diciptakan Allah adalah keluarga Adam dan Hawa (Kej. 1:27-28). Allah menghendaki Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga (Ul. 6:4-9). Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, meliputi tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Keluarga juga merupakan pusat pengembangan semua aktifitas. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal baik.
Kewajiban yang penting dari para orang-tua ialah memberikan kepada anak mereka ajaran dan teguran yang termasuk pengasuhan Kristen. Orang-tua harus menjadi teladan dalam kehidupan dan perilaku Kristen, serta lebih mempedulikan keselamatan anak mereka daripada pekerjaan, profesi, pelayanan mereka di gereja atau kedudukan sosial mereka (bd. Mazm 127:3). Menurut perkataan Paulus dalam Ef 6:4 dan Kol 3:21, dan juga perintah Allah dalam PL Kej 18:19, Ul 6:7;Mazm 78:5;Ams 4:1-4;Ams 6:20; Kej 18:19; Ul 6:7; Mazm 78:5;Ams 4:1-4; 6:20 maka orang-tua bertanggung jawab untuk memberi asuhan dan didikan kepada anak mereka yang akan mempersiapkan mereka untuk hidup berkenan kepada Allah. Yang terutama bertanggung jawab memberikan didikan alkitabiah dan rohani kepada anak-anak adalah keluarga, bukan gereja atau sekolah Minggu. Gereja dan sekolah Minggu hanya membantu didikan dari orang-tua.Dalam membesarkan anak-anak mereka, orang-tua hendaknya jangan menunjukkan sikap pilih kasih, harus memberi dorongan dan juga teguran, hanya menghukum perbuatan salah yang dilakukan dengan sengaja, dan mengabdikan kehidupan mereka dalam kasih kepada anak-anak mereka dengan hati yang penuh belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Kol 3:12- 14,21).
2. SEKOLAH
Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga harus berperan aktif dalam penanggulangan terhadap kenakalan remaja.terutama guru, guru yang merupakan orang tua dari anak ketika ia berada disekolah seharusnya juga bisa memainkan perannya dengan baik. Guru tidak boleh hanya mementingkan pengetahuan anak dibidang ilmu. Namun, harus memperhatikan juga kehidupan remaja dan bisa menjadi mentor yang baik bagi anak dalam pertumbuhan iman remaja. Dalam hal ini peran guru pendidikan agama Kristen sangat dibutuhkan, sehingga guru PAK bisa menjadi Pembina bagi remaja,dalam hal ini kerja sama antar orang tua dan sekolah juga harus terjalin dengan baik, agar pembinaan dari sekolah bisa lebih efektif.
3. GEREJA
Gereja sebagai organisasi keagamaan harus juga berperan aktif dalam pembinaan terhadap remaja, karena remaja dan pemuda/i merupakan tulang punggung gereja, mereka adalah masa depan gereja, jika mereka tidak hidup berdasarkan dasar-dasar ajaran agama itu sendiri, bagaimana gereja akan bertumbuh?, dan disini peran gembala sidang dan para pelayan sangat bisa mendukung remaja untuk bisa bertumbuh dalam iman dan kepercayaannya kepada Tuhan, gereja harus lebih bisa memperhatikan dan mengontrol kegiatan pemuda/I gereja,dan membawa mereka untuk lebih dekat kepada Tuhan.
Seperti yang tahu bahwa masa remaja adalah masa emas, dimana mereka akan menonjolkon segala potensi yang ada pada mereka, namun jika kita tidak peka dengan hal itu,dan membiarkan mereka begitu saja pasti mereka akan melampiaskan segala aktivitas mereka kearah yang tidak baik. Dalam hal ini orang tua, sekolah, dan gereja harus bisa bekerja sama dalam hal, pengembangan bakat dan minta remaja, kita bisa membuat event-event yang mereka senangi sehingga mereka akan merasa kalau kita mempedulikan mereka dan dengan begitu mereka akan meresponi hal itu dengan baik, karena salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah tidak adanya wadah untuk menyalurkan bakat mereka. Banyak kegiatan yang bisa kita lakukan, contohnya membuat pertandingan bola, bible champ, parade musik, melukis, dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa kita buat agar mereka dapat meyalurkan bakat mereka, dan dalam kegiatan-kegiatan yang lakukan itu kita bisa langsung mengkampanyekan tentang bahaya narkoba, miras,merokok,AIDS, dan pergaulan bebas.
Remaja perlu belajar untuk memiliki sebuah hati yang bertobat, bangkit berdiri dan menjauhkan diri dari dosa. Biarkan darah Kristus menguduskan mereka (1 Yoh. 1:5-9), berkarya bersama Allah untuk menghindari dosa yang sama dan terus berusaha untuk hidup kudus di hadapan-Nya.
Paulus amat memperhatikan perbuatan dan tingkah laku. Ia berkata kepada orang-orang di Korintus demikian : “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16). Paulus menulis kepada umat Tuhan di Korintus dengan berkata “tidak tahukah kamu” yang mempunyai pengertian bahwa mereka sesungguhnya sudah harus tahu bahwa tubuh mereka adalah bait Allah yang hidup di mana Roh Kudus diam di dalam mereka. Bagi orang tua, didiklah anak menurut kehendak Tuhan (Amsal 22 : 6)
Berikut ini terdapat beberapa langkah yang harus diambil oleh Gereja untuk menuntun anak mereka menuju kehidupan yang saleh di dalam Kristus:
1. Menyerahkan anak-anak kepada Allah pada permulaan kehidupan mereka (1Sam 1:28; Luk 2:22).
2. Mengajar anak-anak agar takut akan Tuhan dan berpaling dari kejahatan, mencintai kebenaran dan membenci dosa. Bangkitkan di dalam mereka kesadaran akan sikap dan pendapat Allah terhadap dosa Ibr 1:9.
3. Mengajar anak-anak untuk menaati orang-tua melalui disiplin alkitabiah (Ul 8:5; Ams 3:11-12; 13:24; 23:13-14; 29:15,17; Ibr 12:7).
4. Melindungi Remaja dari berbagai pengaruh jahat dengan menyadari usaha Iblis untuk menghancurkan mereka secara rohani melalui daya tarik dunia dan teman-teman yang tak bermoral (Ams 13:20; 28:7; 1Yoh 2:15-17).
5. Menyadarkan anak-anak bahwa Allah selalu mengamati dan menilai apa yang mereka lakukan, pikirkan, dan katakan (Mazm 139:1-12).
6. Membawa anak-anak pada usia muda kepada iman pribadi, pertobatan, dan baptisan air dalam Kristus (Mat 19:14).
7. Menetapkan Remaja dalam sebuah gereja rohani di mana Firman Allah diberitakan, prinsip-prinsip kebenaran-Nya dihormati, dan Roh Kudus dinyatakan. Mengajarkan kepada mereka semboyan ini, "Aku bersahabat dengan semua orang yang takut kepada-Mu" (Mazm 119:63; Kis 12:5).
8. Melalui teladan dan nasihat, doronglah anak-anak untuk hidup bertekun dalam doa (Kis 6:4; Rom 12:12; Ef 6:18; Yak 5:16).
Bagi kaum remaja sangat penting menjiwai Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda(Ams 1:8-6:19)
A. Hormatilah Orang-Tua dan Perhatikan Nasihat Mereka(Ams 1:8-9)
B. Katakan "Tidak" kepada Semua Bujukan Orang Berdosa(Ams 1:10-19)
C. Tunduklah pada Hikmat dan Takut akan Tuhan(Ams 1:20-33)
D. Carilah Hikmat dengan Pengertian dan Kebajikannya(Ams 2:1-22)
E. Bujukan dan Kebodohan Kebejatan Seksual(Ams 5:1-14)
F.. Hindari Tanggungan Utang Orang Lain, Kemalasan dan Penipuan(Ams 6:1-19)

Pada akhirnya Remaja akan terhindar dari sikap kenakalan dan memperoleh pengetahun yang benar akan kehidupannya. Sehingga akan terhindar dari sikap remaja yang jahat (Kain, Anak anak Elia, Perumpamaan Yesus tentang Anak yang hilang, dll) tetapi akan menunjukkan sifat Takut akan Tuhan (Sadrak, Mesakh, Abidnego, Yusuf, Daniel, Timotius, dll).

E.       PENUTUP.
Remaja dalam pencarian identitas, dan jati diri perlu mendapatkan pemahaman dan pengetahun yang jelas dan arah yang benar sehingga tidak menimbulkan sifat Kenakalan. Orangtua mempunyai peranan yang penting untuk mengawasi, dan memperhatikan tingkah polah kehidupan anak anaknya ketika usia remaja. Namun tidak dapat dikesampingkn bahwa sekolah dan Gereja juga sangat berperan untuk membawa Remaja menjadi Takut akan Tuhan.


DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, 1999
2. Jay Kesleh Tolong aku punya anak remaja, BPK Gunung Mulia, 1997
3. Kamus Umum Bahasa Indonesia
4. Diktat kuliah. PAK Remaja Pemuda.
5. RPP di HKBP
6. Sarwono, Sarlito W(2011), Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo, Jakarta

No comments:

Post a Comment