KENAKALAN
REMAJA
DITINJAU
DARI IMAN KRISTEN
-----------------------------------------------------------------------
A.
DEFINISI
Konsep
tentang “remaja” sebenarnya bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan
berasal dari ilmu ilmu social seperti Pskologi, Sosiologi, Biologi, dll. Konsep
ini muncul ketika terjadi era Industrialisasi di Amerika Serikat dan Eropa dan
menjadi pusat perhatian bidang social. Tidak mengherankan jika undang undang
tidak mengenal istilah Remaja. Misalnya perdata, memberikan batas usia 21 tahun
atau kurang asalkan sudah menikah untuk menyatakan kedewasaan seseorang (Pasal
330 KUHP). Pidana memberikan batasan 16 tahun sebagai usia dewasa. Anak anak
dibawah usia tersebut masih menjadi tanggung jawab orang tua dan jika melanggar
hukum (misalnya mencuri) belum disebut kriminal melainkan “kenakalan”. UU lalu
lintas menetapkan usia 17 tahun untuk SIM A dan C. Demikian juga dengan pemilu
17 tahun adalah usia dewasa berhak memilih atau sudah menikah. Nampaknya hanya
undang undang perkawinan saja yang sesuai dengan Gereja HKBP menjadi batasan
remaja yaitu UU no, 1/1974 menyatakan usia dewasa bagi wanita adalah 16 tahun
dan laki-laki 19 tahun (RPP HKBP Pasal Iv bagian 1a. Molo naeng mamungka
pardongan saripeon ingkon tuk do umur ni baoai 19 taon jala boru boru 16 taon).
Beberapa
ahli mendefinisikan Masa remaja adalah masa transisi/ peralihan dari masa
kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek
fisik,psikis & psikososial. Remaja awal (13-14 thn) Remaja Tengah (15-17
Thn) Remaja akhir (18-21 Thn). Istilah “Remaja” berasal dari bahasa
latin “Adolescere” Menuju kematangan mental,emosi,social,dan fisik. Secara
psikologi masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua,
melainkan berada dalam tingkat yang sama. Presepsi umum tentang remaja
merupakan kelompok yang biasanya tidak berada dengan kelompok manusia yang
lain, ada yang berpendapat bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering
menyusahkan orang tua. Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh dengan
potensi berdasarakan catatan sejarah remaja Indonesia yang penuh vitalitas,
semangat patriotisme yang menjadi harapan penerus bangsa Perlu dilakukan
pembinaan remaja oleh orang tua dan guru harus memahami kejiwaan dan dunia
mereka. Bila tidak akan menimbulkan efek yang tidak diharapkan.
Secara
fisik remaja mengalami perkembangan yang ditandai beberapa hal misalnya masa
pubertas (alat kelamin memperoleh bentuk sempurna, mimpi basah), pada lakilaki
mulai tumbuh kumis dan jenggot, sedangkan perempuan dibagian bagian tertentu
mengalami perubahan bentuk dan mengalami haid. Tentu saja hal hal tersebut
menjadi masa yang sangat menentukan bagi seorang remaja. Tahap perubahan tersebut
adalah :
- Pembebasan kehendak dari kekuatan yang selama ini mendominasinya misalnya lingkungan, orang tua, guru.
- Pemilahan kepribadian (division in personality). Dalam tahap ini terjadi perpecahan antara kehendak (will) dengan contra kehendak(counter will). Terjadilah perjuangan moral melawan dorongan dorongan kreatif(mengatur, mencipta). Akibat konflik ini bisa menimbulkan perasaan bersalah, menyesal, dan menyalahkan diri sendiri. Tetapi kalau remaja mampu mengatasi tahap ini maka ia akan menjadi remaja yang produktif dan kreatif.
- Mencari makna dari nilai nilai. Pada tahap ini remaja akan mencari makna dari petuah, nasehat, norma, bahkan adapt istiadat sehingga terjadi semacam proses konflikmisalnya percaya melawan tidak percaya, rasa malu dan keraguan versus percaya diri, identitas versus kekaburan peran dan lain lain.
Jika
ketiga hal diatas berjalan kearah yang salah maka remaja akan kehilangan
identitas diri dan terjerumus kepenilaian yang salah. Inilah yang dinamakan
“kenakalan remaja”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kenakalan dengan kata
dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak
menurut. Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan
bersifat mengganggu ketenangan orang lain ; tingkah laku yang melanggar norma
kehidupan masyarakat. Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang". Kenakalan remaja meliputi semua perilaku
yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
B. FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA
1. Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua.
Kasih Sayang orang tua merupakan
satu hal yang sangat penting dalam kehidupan remaja karena dukungan orang
tualah yang bisa membuat remaja termotivasi untuk berusaha dan untuk berprestasi
tetapi jika orang tua sibuk dengan urusan mereka sendiri dan tidak mempedulikan
remaja tersebut, ia akan menjadi anak yang kurang kasih sayang dan ia akan
mencari kesenangan sendiri yang bisa membuat dia tenang dan tidak memikirkan
masalah dirumah, paling banyak kasus dari kenakalan remaja ini Indonesia adalah
mereka yang berasal dari golongan atas/ anak dari orang tua yang berlebihan
dalam materi, orang tua yang sibuk dengan segala urusan bisnis membuat anaknya
terlantar dan hanya diurusi oleh pembantu.
2. Pergaulan Dengan Teman Yang Tidak Sebaya.
Akibat dari
kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari orang tua anak akan mencari
kesenangan di luar dan mereka akan bergaul bebas dengan siapa saja yang mereka
inginkan dan terkadang mereka mencari teman yang tidak sebaya. Yang lebih
dewasa dari mereka karena mereka merasa dilindungi sehingga mereka mencari
teman-teman yang lebih dewasa dari mereka. Dengan begitu mereka akan
terpengaruh dangan apa yang dilakukan orang dewasa.
3. Peran Dari Perkembangan Iptek Yang Berdampak Negatif
Perkembangan
iptek memang sangat baik dan penting bagi perkembangan ilmu pengetehuan dan
informasi para remaja, namun saat ini remaja justru salah mempergunakan
kecanggihan teknologi tersebut, dan mereka menyelewengkan fungsi teknologi yang
sebenarnya.
4. Tidak Adanya Bimbingan Kepribadian Dari Sekolah.
Peran guru di sekolah juga sangat
berpengaruh pada sikap dan tingkah laku seorang remaja. Terkadang guru di
sekolah lebih lebih mementingkan intelegensi pelajar dari pada pembinaan terhadap
mental dan sikap mereka dan hal ini juga akan berepengaruh pada tingkah laku
mereka ada masa depan, karena guru juga sangat bertanggung jawab atas murid
atau pelajar yang mereka didik.
5. Dasar-Dasar Agama Yang Kurang.
Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan
oleh orang tua yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh
pihak sekolah terkadang kurang memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak
mendapat pendidikan agama yang baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti
tingkah laku mereka akan sembarangan.
6. Tidak Adanya Media Penyalur Bakat Dan Hobinya
Masa remaja merupakan masa dimana
mereka mulai menyalurkan berbagai bakat dan potensi yang mereka miliki dan
terkadang media atau tempat untuk mereka menyalurkan bakat mereka,tidak
tersedia dan akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari kesenangan sendiri dan
lebih suka hura-hura daripada duduk tenang dirumah atau belajar.
7. Kebebasan Yang Berlebihan
Ada orang
tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola asuh yang demokratis yang
berlebihan sehingga anak menjadi yang keras kepala dan sering memaksakan
kehendaknya kepada orang tua dan pola asuh seperti ni akan berakibat buruk pada
anak.
8. Masalah Yang Dipendam
Masa remaja
sering penuh dengan berbagai problem,terkadang remaja tidak terbuka pada orang
tua, sehingga merek merasa bahwa mereka mampu mengatasi masalah itu
sendiri.ternyata mereka tidak sanggup. Contoh masalah berpacaran,ketika remaja
putus cinta terkadang mereka tidak mau menceritakan hal ini kepada orang tua
tetapi yang mereka lakukan adalah memendam dan akhirnya mereka sendiri yang
depresi dan akhirnya lari ke hal-hal yang tidak baik.mabuk-mabukan merokok,dl.
C. Berbagai Jenis kenakalan Remaja
Jenis
jenis kenakalan remaja bisa berbeda beda tergantung situasi dan kondisi
kemasyarakatan. Di daerah perkotaan misalnya kenakalan remaja permasalahan ini
bisa lebih kompleks yang bisa meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat
meskipun tidak menutup kemungkinan juga terjadi di daerah pedesaan karena
kemajuan iptek, media dan industrialisasi jaman sekarang ini. Jenis jenis
kenakalan remaja tersebut adalah :
- Kenakalan yang menimbulkan korban fisik. Perkelahian (tawuran antar sekolah/kelompok, genk, kampung), pemerkosaan, perampokan, pembunuhan.
- Kenakalan yang menimbulkan korban materi misalnya Pengrusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dll.
- Kenakalan social. Misalnya, pelacuran remaja, seks bebas, pornografi, cakap kotor, penghinaan, ugal-ugalan, dll.
- Kenakalan melawan status. Membolos, bermalasmalasan, ingkar janji
- Penyalahgunaan Narkotika, dan obat obat terlarang, alkoholisme (mabukmabukan), dan merokok.
Secara khusus di Kabupaten Aceh
Tenggara berbagai jenis kenakalan remaja ini sudah terjadi karena itu perlu
perhatian khusus bagaimana menanggulangi kenakalan remaja ini supaya tidak
menjadi pola hidup remaja terutama remaja jemaat HKBP.
D.
PENANGGULANGAN TERHADAP KENAKALAN
REMAJA
Diatas penulis sudah menjelaskan
sedikit tentang kenakalan remaja dan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja
tersebut. Dan disini penulis akan membahas tentang bagaimana menanggulangi
kenakalan remaja.
1.
ORANG TUA
Dalam hal pembinaan terhadap remaja,
orang tua seharusnya yang berperan aktif dalam memberikan motivasi bagi anak
remaja,dan masalah kenakalan remaja juga sangat bergantung pada pola asuh yang
diterapkan orang tua bagi anak. Dan hal ini harus sudah di mulai sejak dini
mungkin sehingga ketika anak memasuki masa remaja mereka tidak salah dalam
pergaulan dan mereka menjadi anak yang penurut dan taat kepada orang tua.
Karena hal ini sangat berpengaruh dengan pola asuh maka di sini penulis juga
memberikan beberapa contoh pola;
- Pola Asuh Otoriter
Pola asuh seperti ini adalah pola asuh yang salah, karena
anak akan selalu berada dibawah kekuasaan orang tua,karena orang tualah yang
berkuasa dan anak hanya bisa mengikuti semua aturan dan tidak boleh membantah,
pola asuh seperti ini membuat anak menjadi seorang anak yang penakut dan tidak
bisa bertanggung jawab terhadap pribadi sendiri, karena anak akan beranggapan
bahwa semuanya biarlah orang tua yang mengaturnya, anak tidak mandiri dalam
membuat sebuah keputusan kelak nanti, mental anak akan menjadi seorang yang
anak yang tidak percaya diri dan tidak berani menghadapi tantangan hidup. Pola
asuh seperti ini juga terkadang ada yang bersifat kekerasan,dan hal ini yang
akan lebih berbahaya, karena anak akan menjadi berwatak keras dan susah
diatur,dan ada juga yang menyimpan akar pahit kepada orang tua.
- Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah pola asuh yang dimana anak yang
akan selalu menjadi mendominasi setiap pengambilan keputusan dan orang tua
hanya bisa mengikuti setiap apa yang diinginkan anak, hal ini terjadi karena
orang tua biasanya terlalu berlebihan dalam memanjakan anak dan jika ini yang
dilakukan oleh orang tua, maka anak akan menjadi anak yang bebas, karena apapun
yang ia lakukan pasti akan disetujui oleh orang tua, dan jika hal ini tidak
segera dirubah maka anak akan menindas orang tuanya sendiri.
- Pola Asuh Demokratis
Pola asuh ini lebih menitik beratkan pada sebuah kebebasan,tetapi
kebebasan yang bersyarat, artinya setiap hal yang ingin di lakukan oleh anak
akan dipertimbangkan oleh orang tua dan dalam hal ini biasanya antara orang tua
dan anak menjalin kerja sama yang baik dalam membuat sebuah keputusan, sehingga
tidak ada satu pihak yang di rugikan atau satu pihak yang akan mendapat
keuntungan, jika pola asuh seprti ini yang diterapkan anak akan menjadi anak
yang bijaksana dalam membuat satu keputusan, dia akan belajar untuk menghargai
pendapat orang lain dan juga masukan dari orang yang lebih dewasa daripada dia.
Anak akan tumbuh menjadi seorang anak yang taat dan juga patuh pada orang tua,
dan patuh pada setiap aturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat, dan jika anak yang diasuh dengan pola asuh seprti ini membuat satu
kenakalan, sangat mudah diatasi.
Setelah kita melihat beberapa pola
asuh diatas, yang harus dan perlu diperhatikan dalam setiap sistem pola asuh
dan setiap tindakan orang tua terhadap anak harus berpedoman pada firman Tuhan
agar tidak salah arah dan akan selalu berjalan sesui dengan koridornya,pola
asuh sangat penting dan sangat bermanfat bagi pendidikan anak dalam keluarga,
jadi dari penjelasan diatas kita dapat mengatakan bahwa untuk menangulangi
kenakalan remaja yang perlu kita lakukan adalah merubah pola asuh yang salah
selama ini. Ganti dengan pola asuh yang baik dan sesuai dengan Alkitab agar
anak bertumbuh menjadi anak yang patuh dan taat.
Selain pola asuh yang sudah kita
tahu, yang perlu kita prhatikan juga adalah tentang keadaan keluarga, apakah
kelurga itu sedang dalam keadaan brokenhome, atau saja orang tua lebih
mementingkan diri sendiri dan segala urusan diluar daripada rumah tangga dan
pengasuhan anak ditugaskan kepada pembantu,perhatian dan kasih sayang sangat
penting bagi pertumbuhan kejiwaan, kerohanian dan intelektual anak, jadi disini
para orang tua harus bisa lebih jeli dalam memperhatikan hal ini agar. Anak
bisa di didik dengan baik, dalam hal ini kesadaran orang tua akan tanggung
jawabnya yang akan membuat semuanya berjalan dengan baik.selain itu pendidikan
seks dalam keluarga juga perlu ditanamkan sejak dini mungkin agar anak tahu
tentang seks itu dan batasan dalam pergaulan, agar anak tidak salah melangkah
dan terlibat dalm pergaulan bebas dan seks pranikah yang selama ini sangat
marak terjadi dikalangan remaja
Keluarga
pertama yang diciptakan Allah adalah keluarga Adam dan Hawa (Kej. 1:27-28).
Allah menghendaki Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga (Ul. 6:4-9). Keluarga
merupakan tempat untuk bertumbuh, meliputi tubuh, akal budi, hubungan sosial,
kasih dan rohani. Keluarga juga merupakan pusat pengembangan semua aktifitas.
Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup
bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal baik.
Kewajiban yang penting dari para orang-tua ialah memberikan
kepada anak mereka ajaran dan teguran yang termasuk pengasuhan Kristen.
Orang-tua harus menjadi teladan dalam kehidupan dan perilaku Kristen, serta
lebih mempedulikan keselamatan anak mereka daripada pekerjaan, profesi,
pelayanan mereka di gereja atau kedudukan sosial mereka (bd. Mazm 127:3).
Menurut perkataan Paulus dalam Ef 6:4 dan Kol 3:21, dan juga perintah Allah
dalam PL Kej 18:19, Ul 6:7;Mazm 78:5;Ams 4:1-4;Ams 6:20; Kej 18:19; Ul 6:7;
Mazm 78:5;Ams 4:1-4; 6:20 maka orang-tua bertanggung jawab untuk memberi asuhan
dan didikan kepada anak mereka yang akan mempersiapkan mereka untuk hidup
berkenan kepada Allah. Yang terutama bertanggung jawab memberikan didikan
alkitabiah dan rohani kepada anak-anak adalah keluarga, bukan gereja atau
sekolah Minggu. Gereja dan sekolah Minggu hanya membantu didikan dari
orang-tua.Dalam membesarkan anak-anak mereka, orang-tua hendaknya jangan
menunjukkan sikap pilih kasih, harus memberi dorongan dan juga teguran, hanya
menghukum perbuatan salah yang dilakukan dengan sengaja, dan mengabdikan
kehidupan mereka dalam kasih kepada anak-anak mereka dengan hati yang penuh
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Kol
3:12- 14,21).
2.
SEKOLAH
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan juga harus berperan aktif dalam penanggulangan
terhadap kenakalan remaja.terutama guru, guru yang merupakan orang tua dari
anak ketika ia berada disekolah seharusnya juga bisa memainkan perannya dengan
baik. Guru tidak boleh hanya mementingkan pengetahuan anak dibidang ilmu.
Namun, harus memperhatikan juga kehidupan remaja dan bisa menjadi mentor yang
baik bagi anak dalam pertumbuhan iman remaja. Dalam hal ini peran guru
pendidikan agama Kristen sangat dibutuhkan, sehingga guru PAK bisa menjadi
Pembina bagi remaja,dalam hal ini kerja sama antar orang tua dan sekolah juga
harus terjalin dengan baik, agar pembinaan dari sekolah bisa lebih efektif.
3.
GEREJA
Gereja sebagai organisasi keagamaan
harus juga berperan aktif dalam pembinaan terhadap remaja, karena remaja dan
pemuda/i merupakan tulang punggung gereja, mereka adalah masa depan gereja,
jika mereka tidak hidup berdasarkan dasar-dasar ajaran agama itu sendiri,
bagaimana gereja akan bertumbuh?, dan disini peran gembala sidang dan para
pelayan sangat bisa mendukung remaja untuk bisa bertumbuh dalam iman dan
kepercayaannya kepada Tuhan, gereja harus lebih bisa memperhatikan dan
mengontrol kegiatan pemuda/I gereja,dan membawa mereka untuk lebih dekat kepada
Tuhan.
Seperti yang tahu bahwa masa remaja
adalah masa emas, dimana mereka akan menonjolkon segala potensi yang ada pada
mereka, namun jika kita tidak peka dengan hal itu,dan membiarkan mereka begitu
saja pasti mereka akan melampiaskan segala aktivitas mereka kearah yang tidak
baik. Dalam hal ini orang tua, sekolah, dan gereja harus bisa bekerja sama
dalam hal, pengembangan bakat dan minta remaja, kita bisa membuat event-event
yang mereka senangi sehingga mereka akan merasa kalau kita mempedulikan mereka
dan dengan begitu mereka akan meresponi hal itu dengan baik, karena salah satu
faktor penyebab kenakalan remaja adalah tidak adanya wadah untuk menyalurkan
bakat mereka. Banyak kegiatan yang bisa kita lakukan, contohnya membuat
pertandingan bola, bible champ, parade musik, melukis, dan masih banyak lagi
kegiatan yang bisa kita buat agar mereka dapat meyalurkan bakat mereka, dan
dalam kegiatan-kegiatan yang lakukan itu kita bisa langsung mengkampanyekan
tentang bahaya narkoba, miras,merokok,AIDS, dan pergaulan bebas.
Remaja perlu belajar untuk memiliki sebuah hati yang
bertobat, bangkit berdiri dan menjauhkan diri dari dosa. Biarkan darah Kristus
menguduskan mereka (1 Yoh. 1:5-9), berkarya bersama Allah untuk menghindari
dosa yang sama dan terus berusaha untuk hidup kudus di hadapan-Nya.
Paulus amat memperhatikan perbuatan dan tingkah laku. Ia
berkata kepada orang-orang di Korintus demikian : “Tidak tahukah kamu bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16).
Paulus menulis kepada umat Tuhan di Korintus dengan berkata “tidak tahukah
kamu” yang mempunyai pengertian bahwa mereka sesungguhnya sudah harus tahu
bahwa tubuh mereka adalah bait Allah yang hidup di mana Roh Kudus diam di dalam
mereka. Bagi orang tua, didiklah anak menurut kehendak Tuhan (Amsal 22 : 6)
Berikut ini terdapat beberapa
langkah yang harus diambil oleh Gereja untuk menuntun anak mereka menuju
kehidupan yang saleh di dalam Kristus:
1. Menyerahkan
anak-anak kepada Allah pada permulaan kehidupan mereka (1Sam 1:28; Luk 2:22).
2. Mengajar anak-anak agar takut akan
Tuhan dan berpaling dari kejahatan, mencintai kebenaran dan membenci dosa.
Bangkitkan di dalam mereka kesadaran akan sikap dan pendapat Allah terhadap
dosa Ibr 1:9.
3. Mengajar
anak-anak untuk menaati orang-tua melalui disiplin alkitabiah (Ul 8:5; Ams
3:11-12; 13:24; 23:13-14; 29:15,17; Ibr 12:7).
4. Melindungi Remaja dari berbagai
pengaruh jahat dengan menyadari usaha Iblis untuk menghancurkan mereka secara
rohani melalui daya tarik dunia dan teman-teman yang tak bermoral (Ams 13:20; 28:7;
1Yoh 2:15-17).
5. Menyadarkan anak-anak bahwa Allah selalu mengamati dan
menilai apa yang mereka lakukan, pikirkan, dan katakan (Mazm 139:1-12).
6. Membawa anak-anak pada usia muda kepada iman pribadi,
pertobatan, dan baptisan air dalam Kristus (Mat 19:14).
7. Menetapkan Remaja dalam sebuah
gereja rohani di mana Firman Allah diberitakan, prinsip-prinsip kebenaran-Nya
dihormati, dan Roh Kudus dinyatakan. Mengajarkan kepada mereka semboyan ini,
"Aku bersahabat dengan semua orang yang takut kepada-Mu" (Mazm
119:63; Kis 12:5).
8. Melalui
teladan dan nasihat, doronglah anak-anak untuk hidup bertekun dalam doa (Kis
6:4; Rom 12:12; Ef 6:18; Yak 5:16).
Bagi kaum remaja sangat penting menjiwai Ajaran Hikmat bagi
Kaum Muda(Ams 1:8-6:19)
A. Hormatilah Orang-Tua dan Perhatikan Nasihat Mereka(Ams
1:8-9)
B. Katakan "Tidak" kepada
Semua Bujukan Orang Berdosa(Ams 1:10-19)
C. Tunduklah pada Hikmat dan Takut
akan Tuhan(Ams 1:20-33)
D. Carilah Hikmat dengan Pengertian
dan Kebajikannya(Ams 2:1-22)
E. Bujukan dan Kebodohan Kebejatan Seksual(Ams 5:1-14)
F.. Hindari Tanggungan Utang Orang Lain, Kemalasan dan
Penipuan(Ams 6:1-19)
Pada akhirnya Remaja akan terhindar
dari sikap kenakalan dan memperoleh pengetahun yang benar akan kehidupannya.
Sehingga akan terhindar dari sikap remaja yang jahat (Kain, Anak anak Elia,
Perumpamaan Yesus tentang Anak yang hilang, dll) tetapi akan menunjukkan sifat
Takut akan Tuhan (Sadrak, Mesakh, Abidnego, Yusuf, Daniel, Timotius, dll).
E.
PENUTUP.
Remaja dalam pencarian identitas, dan jati diri perlu
mendapatkan pemahaman dan pengetahun yang jelas dan arah yang benar sehingga
tidak menimbulkan sifat Kenakalan. Orangtua mempunyai peranan yang penting
untuk mengawasi, dan memperhatikan tingkah polah kehidupan anak anaknya ketika
usia remaja. Namun tidak dapat dikesampingkn bahwa sekolah dan Gereja juga
sangat berperan untuk membawa Remaja menjadi Takut akan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia,
1999
2. Jay Kesleh Tolong aku punya anak
remaja, BPK Gunung Mulia, 1997
3. Kamus Umum Bahasa Indonesia
4. Diktat kuliah. PAK Remaja Pemuda.
5. RPP di HKBP
6. Sarwono, Sarlito W(2011),
Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo, Jakarta
No comments:
Post a Comment